Lumajang, tvOnenews.com - Gunung Semeru (3.676 mdpl) di Kabupaten Lumajang, kembali terpantau mengalami beberapa kali erupsi pada Sabtu (16/11/2024).
"Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Sabtu, 16 November 2024, pukul 07:24 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 700 meter di atas puncak (± 4376 meter di atas permukaan laut)," tulis Liswanto dalam laporannya, Sabtu (16/11).
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung," imbuhnya.
Sementara itu, selama periode pengamatan 15 November 2024, pukul 00.00-24.00 WIB, secara visual Gunung Semeru berkabut 0-I dan asap kawah tidak teramati.
Teramati pula tujuh kali letusan tinggi 200-500 meter dengan warna asap putih dan kelabu.
Secara kegempaan, tercatat telah terjadi 99 kali letusan, lima kali guguran, sembilan kali hembusan, tiga kali tremor harmonik, satu kali vulkanik dalam serta empat kali tektonik jauh.
"Hingga saat ini, tingkat aktivitas Gunung Semeru masih waspada atau level 2," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan, bahwa pada tingkat aktivitas Gunung Semeru yang bersatus waspada atau level 2 ini, warga diimbau agar tetap tenang dan waspada.
"Masayarakat kita imbau tetap tenang dan waspada, terutama para penambang pasir di aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat saat ini sudah mulai turun hujan," tutur Patria.
Di samping itu, warga juga diminta mematuhi semua rekomendasi yang telah dikeluarkan pihak PVMBG, guna keselamatan bersama dan pengurangan risiko bencana.
Warga dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Warga diimbau tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," ungkapnya..
Serta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (wso/far)
Load more