Surabaya, tvOnenews.com – Fenomena kotak kosong di Pilkada Serentak 2024 ini banyak mendapat sorotan publik, karena dinilai ‘cacat’ demokrasi dan bentuk kegagalan partai politik memunculkan sosok baru dalam pemilihan kepala daerah. Hal inilah yang mendorong Relawan Demokrasi menggelar dialog terbuka di Universitas Dr Soetomo Surabaya, dengan menghadirkan sejumlah tokoh penting sebagai narasumber.
Koordinator Relawan Demokrasi Surabaya, Yanto Ireng, dalam sambutannya menyebutkan, bahwa fenomena kotak kosong di pilkada serentak ini merupakan salah satu hal buruknya pelaksanaan demokrasi.
“Fenomena kotak kosong ini merupakan demokrasi paling buruk yang terjadi di Indonesia, khususnya Jawa Timur,” ungkapnya.
Novi Bernado Thyssen, Ketua Bawaslu Kota Surabaya, yang hadir sebagai salah seorang pembicara menegaskan, bahwa isu dukungan terhadap kotak kosong dalam pilkada serentak kini merebak di masyarakat.
“Tidak diperbolehkannya kampanye untuk kotak kosong sudah menjadi aturan, tetapi fenomena ini tetap terjadi. Banyak pihak yang mengampanyekan coblos kotak kosong dalam pilkada kali ini,” ujarnya.
Sementara itu, R. Hariydi Nugroho, seorang pegiat kotak kosong, menegaskan bahwa keterlibatannya dalam gerakan ini murni panggilan nurani.
Load more