Surabaya, tvOnenews.com – Green house atau rumah kaca merupakan salah satu inovasi teknologi di bidang pertanian yang dirancang untuk menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman.
Dengan menggunakan atap atau dinding yang terbuat dari bahan transparan, green house mampu meneruskan cahaya matahari ke dalam ruangan sekaligus melindungi tanaman dari pengaruh buruk kondisi cuaca eksternal.
Penggunaan green house memungkinkan pengelolaan suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya yang lebih baik, sehingga meningkatkan efisiensi dalam budidaya tanaman.
Green House Bank Indonesia untuk Ponpes Amanatul Ummah
Melalui program Infratani atau Integrated Farming with Technology and Information, Bank Indonesia berupaya mendukung kemandirian ekonomi pondok pesantren di Jawa Timur melalui teknologi pertanian berbasis Internet of Things (IoT).
Green House Berbasis IoT di Pondok Pesantren
Penerapan teknologi IoT pada Green house memungkinkan sistem pertanian yang lebih efisien, terutama dalam memonitor dan mengelola kondisi lingkungan secara otomatis. Dengan sistem ini, petani dapat mengontrol suhu, kelembaban, dan faktor lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman tanpa harus memantau secara manual, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga.
Selain itu, teknologi ini juga dapat mengurangi risiko serangan hama dan penyakit pada tanaman, serta meningkatkan produktivitas pertanian.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur telah membangun lima greenhouse berbasis IoT di berbagai pondok pesantren di Jawa Timur. Pondok pesantren yang terlibat dalam program ini antara lain Ponpes Amanatul Ummah, Ponpes Al Falah, Ponpes Fathul Ulum, Ponpes Hasbullah, dan Ponpes Tebu Ireng. Setiap pondok pesantren ini menggunakan green house untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya alam secara mandiri.
Budidaya Cabai di Green House Amanatul Ummah
Salah satu pondok pesantren yang memanfaatkan teknologi greenhouse berbasis IoT adalah Ponpes Amanatul Ummah di daerah Pacet, Mojokerto. Disini, pondok pesantren mengembangkan budidaya cabai merah besar di sebuah green house yang dibangun pada bulan Juni 2023.
Budidaya Tanaman dengan Green House
Green house ini terletak di Desa Kembang Belor, Dusun Paras, dengan luas lahan 6x40 meter persegi dan menampung sekitar 320 polibag yang masing-masing berisi satu bibit cabai.
Ahmad Fauzi, pendamping petani Amanatul Ummah menjelaskan, media tanam yang digunakan adalah campuran kompos dan sekam, yang memberikan nutrisi optimal bagi tanaman cabai.
“Dalam waktu empat bulan sejak penanaman, cabai mulai dipanen, dengan hasil sekitar 60 hingga 70 kilogram per panen,” ujarnya.
Dengan pola panen dua kali setahun, green house ini berhasil menghasilkan sekitar 2,6 kuintal cabai merah besar per tahun.
“Hasil panen ini tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur pondok pesantren, tetapi juga menjadi sumber pendidikan bagi para santri mengenai pentingnya ketahanan pangan,” kata Ahmad Fauzi.
Pertanian Sayuran dan Pengelolaan Lahan
Selain budidaya cabai, Ponpes Amanatul Ummah juga mengelola lahan pertanian seluas dua hektar yang ditanami berbagai jenis sayuran seperti kangkung, bayam, terong, cabai, tomat, waluh, dan kacang panjang.
Dengan melibatkan 16 petani yang bekerja secara kolaboratif, pondok pesantren ini mampu memproduksi antara 90 hingga 100 kilogram sayuran per minggu. Hasil panen ini digunakan untuk kebutuhan dapur internal, sekaligus mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Melalui pengelolaan lahan pertanian yang mandiri, pondok pesantren ini dapat memastikan ketersediaan pangan yang berkualitas untuk para santri dan masyarakat sekitar, serta berkontribusi pada upaya pengendalian harga pangan di tingkat lokal.
Budidaya Peternakan: Lele, Sapi, dan Kambing
Tidak hanya di sektor pertanian, Ponpes Amanatul Ummah juga mengembangkan sektor peternakan dengan budidaya ikan lele, sapi, dan kambing.
Data yang dihimpun tvOnenews.com dari petani Amanatul Ummah, pondok pesantren ini memiliki 20 kolam berukuran 5x5 meter persegi yang digunakan untuk budidaya lele, dengan total 10.000 bibit ikan lele per kolam.
Setelah masa pemeliharaan sekitar 4,5 hingga 5 bulan, ikan lele siap dipanen secara rutin setiap dua minggu, menghasilkan sekitar 4.000 ekor per panen.
Setiap tahun, pondok pesantren ini mampu menghasilkan hingga 72 kuintal ikan lele yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi santri dan sebagian dijual di kantin pesantren.
Selain itu, peternakan sapi dan kambing juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan daging di sekitar pondok pesantren, terutama saat perayaan Idul Adha. Hal ini menunjukkan bahwa Ponpes Amanatul Ummah telah berhasil mengelola berbagai sumber daya alam secara terintegrasi untuk mendukung kemandirian pangan dan ekonomi pesantren.
Program OPOP dan Pengembangan Usaha Pesantren
Salah satu program unggulan yang diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren di Jawa Timur adalah OPOP (One Pesantren One Product). Program ini bertujuan untuk memberdayakan santri, pondok pesantren, dan alumni untuk menciptakan produk unggulan yang dapat meningkatkan ekonomi pesantren secara berkelanjutan.
Sebagai bagian dari program OPOP, Ponpes Amanatul Ummah juga telah mengembangkan beberapa unit usaha, salah satunya adalah Amman Grafika, sebuah usaha di bidang periklanan dan percetakan.
Mesin Cetak support dari Bank Indonesia untuk Ponpes Amanatul Ummah
Nyoto, Kepala Produksi Amman Grafika menjelaskan, unit usaha ini beroperasi sejak tahun 2019, Amman Grafika telah melayani kebutuhan internal pondok pesantren.
“Pembuatan banner, kalender, buku, dan kemasan produk,” ungkapnya.
Produk-produk ini juga disuplai untuk usaha lain di bawah naungan pesantren, seperti BNA Bakery dan Afia Tirta Mulia.
Pada tahun 2024, Amman Grafika menerima dukungan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur berupa satu mesin cetak modern, yaitu mesin cutting Polar 115.
“Tahun ini dapat bantuan mesin baru dari Bank Indonesia Jatim,” kata Nyoto.
Dengan bantuan ini, kapasitas produksi Amman Grafika diharapkan meningkat signifikan, yang memungkinkan usaha ini untuk melayani pasar yang lebih luas dan mendukung kemandirian ekonomi pesantren.
Den Bei Resto & Cafe: Unit Usaha Kuliner
Selain unit usaha percetakan, Ponpes Amanatul Ummah juga mengembangkan usaha kuliner melalui Den Bei Resto & Cafe yang terletak di Jalan Raya Pungging, Mojokerto. Resto ini memiliki lokasi strategis yang dekat dengan kawasan industri Ngoro, menjadikannya pilihan favorit bagi masyarakat dan pekerja sekitar.
Afan Julianto menjelaskan menu di Den Bei Resto beragam, mulai dari masakan Indonesia hingga masakan Tiongkok, Den Bei Resto menawarkan pengalaman kuliner dengan harga yang terjangkau.
Den Bei Resto salah satu unit usaha Ponpes Amanatul Ummah
“Menu andalan disini gurame asam manis, udang telur asin, brokoli cah jamur, angsio tahu, serta aneka minuman seperti mocktail dan jus alpukat,” kata Afan.
Den Bei Resto juga dilengkapi dengan fasilitas modern, seperti ruang rapat dan area karaoke, yang dapat disewa untuk berbagai acara. Dengan mengadopsi sistem pembayaran digital seperti QRIS, resto ini semakin memudahkan pelanggan dalam bertransaksi.
“Disini pelanggan bisa membayar pakai cash dan Qris agar mempermudah,” ujarnya.
Pondok Pesantren sebagai Penggerak Ekonomi Lokal
Pondok pesantren seperti Amanatul Ummah membuktikan bahwa mereka dapat berperan penting dalam pemberdayaan ekonomi, tidak hanya untuk kebutuhan internal pesantren tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.
Dengan mengembangkan berbagai sektor usaha seperti pertanian, peternakan, percetakan, dan kuliner, pesantren dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan ketahanan pangan, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal.
Program-program seperti OPOP dan sinergi dengan lembaga perbankan dan pemerintah memberikan pondok pesantren kesempatan untuk berkembang lebih mandiri, inovatif, dan kompetitif dalam berbagai sektor. (gol/hen)
Load more