Selain kebutuhan pangan, hal lain yang menjadi hak asasi bagi warga binaan di lingkungan Lapas Kelas 1 Surabaya yang dioptimalkan pemenuhannya adalah pemenuhan pelayanan kesehatan. Yaitu dengan melakukan transformasi klinik kesehatan menjadi open population.
"Klinik pratama yang ada, akan ditingkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan membuka klinik yang dapat diakses langsung oleh masyarakat di sekitar lapas," sambung Heni.
Sebelumnya, pelayanan kesehatan di Lapas Surabaya dilaksanakan oleh Klinik Latubaya yang berada di dalam Lapas. Pelayanan kesehatan sudah berjalan sangat baik, ada beberapa hal yang kami tingkatkan kembali terutama pelayanan keanggotaan BPJS Kesehatan.
"Nah, dengan Peresmian Klinik Pratama Lapas Surabaya yang baru, keberadaan Klinik Pratama Lapas Surabaya yang terletak di luar lapas, diharapkan akan semakin mempermudah pelayanan kesehatan bagi anggota BPJS Kesehatan baik itu WBP, Petugas maupun warga di sekitar Lapas Surabaya," jelasnya.
Menurut Heni, WBP yang sebelumnya telah terdaftar sebagai peserta BPJS, dapat memanfaatkan layanan BPJS di klinik lapas. WBP dapat mengubah faskes pertama yang terdaftar sebelumnya menjadi di klinik lapas. Keuntungan lainnya adalah, Klinik Lapas Surabaya akan mendapatkan dana kapitasi tiap bulannya sesuai jumlah peserta terdaftar.
"Lapas Surabaya masih menjadi satu-satunya lapas di Jatim yang punya fasilitas dan layanan yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan," puji Heni.
Terakhir, Heni mengatakan bahwa saat ini Lapas Surabaya sudah memiliki beberapa produk unggulan yang merupakan hasil karya Warga Binaan. Sebagai upaya penguatan dan memberikan ruang yang lebih luas bagi karya warga binaan agar lebih dikenal oleh masyarakat, maka pihaknya mewujudkannya dalam bentuk Galeri hasil Karya warga binaan.
"Galeri ini bukan hanya sekadar tempat memamerkan hasil karya, tetapi juga simbol semangat dan kreativitas para warga binaan," terang Heni.
Load more