Jember, Jawa Timur - Jumadi, warga Pakis, Panti, Jember, yang menjadi salah satu korban selamat ritual maut Pantai Payangan, Kecamatan Ambulu, Jember, menceritakan momen sebelum ombak laut menggulung dia dan teman-temannya. Jumadi merupakan salah satu peserta ritual dan kini menjadi salah satu saksi yang diperiksa di Mapolres Jember.
Jumadi mengaku ikut Padepokan Tunggal Jati Nusantara atas ajakan temannya.
"Katanya kalau ikut padepokan ini hari bisa tentram," ungkap Jumadi.
Jumadi mengaku masih baru di padepokan tersebut.
"Saya baru dua bulan bergabung," terangnya. Meski belum lama bergabung, tetapi Jumadi selalu hadir di setiap kegiatan padepokan.
"Ada dzikir dan sholawatan," katanya singkat.
Hingga akhirnya, Nur Hasan, pemimpin padepokan mengumumkan "liburan" di pantai Payangan. Para anggota yang ikut, cukup membayar iuran Rp 20 ribu.
"Ada sekitar 24 orang yang ikut. Dan iuran 20 ribu untuk menyewa mobil," kata Jumadi panjang lebar.
Hingga akhirnya ditetapkanlah tanggal 12 Februari 2022, hari Sabtu, pukul 11 malam.
"Kami berangkat dari padepokan menuju Pantai Payangan," ucapnya.
Sesampai di Pantai Payangan pukul 12 malam. 20 orang lalu menuju bibir pantai. Sementara 4 orang lainnya menunggu di parkiran.
Di lokasi tersebut, 20 orang ini membuat formasi dengan bergandengan lengan.
"Kami memejamkan mata dan khusyuk membaca bacaan-bacaan yang dipimpin Abah (Nur Hasan) sambil menyebut satu per satu harapan dan keinginan," kata Jumadi.
Satu jam kemudian, tiba-tiba gelombang tinggi menyergap 20 anggota padepokan dan menggulung mereka ke lautan.
Jumadi terseret ombak dan arus deras pantai selatan.
"Saya berusaha berenang sekuat tenaga. Hingga akhirnya saya sampai di bibir pantai," kata Jumadi yang sempat digulung ombak, "alhamdulillah, saya selamat. (Sinto Sofiadin/act)
Load more