Lebih lanjut, alumnus SDN Sidomulyo 3 dan SMP Raden Fatah ini menerangkan dengan adanya bimbingan belajar mendapat tanggapan baik dari masyarakat sekitar. Terutama anak-anak yang ikut dalam kelompok belajar bisa mengubah kebiasaannya.
"Dengan bimbingan belajar yang saya gelar sepulang sekolah. Anak-anak jadi memiliki aktivitas positif. Meski di awal bimbel hanya diikuti beberapa anak saja," ungkapnya.
Namun enam tahun berjalan. Tepatnya tahun 2006, Qoriatul diangkat sebagai PNS. Setahun kemudian menjadi masa-masa kejayaan bimbingan belajar yang ia kelola, karena saat itu ada 12 guru yang mengajar dengan 187 siswa.
Tidak hanya membimbing adik-adik pelajar reguler. Tapi juga adik-adik yatim-piatu.
"Selain adik-adik yatim-piatu. Kami juga membimbing korban perundungan atau perceraian orang tua dan sebagainya," imbuhnya.
Dengan banyaknya anak didik, dalam mengajar ia menumpang lembaga pendidikan RA Hasanah. Sebelum itu, ia mengajar dirumahnya.
"Hingga pada tahun 2015, saya mendapatkan tanah hibah dari keluarganya. Kemudian tanah hibah tersebut digunakan untuk tempat belajar mengajar," terangnya.
Load more