Batu, Jawa Timur - Menjadi pendidik adalah cita-cita yang mulia, karena akan melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas serta memiliki kepribadian yang baik. Bahkan pendidikan jadi jalan untuk perubahan yang lebih baik di segala sektor.
Hal itulah yang dipegang teguh oleh Qoriatul Azizah (42), warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu sebagai pendidik sekaligus pendiri dari sekolah non-formal yang ia beri nama Sekolah Alam Ilalang.
Keteguhannya mencerdaskan para calon pemimpin bangsa ini telah ia lakukan sejak 22 tahun lalu. Bahkan hingga saat ini sekolah yang ia dirikan masih eksis dan memberikan manfaat untuk masyarakat sekitarnya.
Qoriatul menceritakan ada banyak suka duka yang dijalaninya sejak membuka Sekolah Alam Ilalang. Karena jauh sebelum Sekolah Alam Ilalang berdiri Ia merintisnya dengan membuka bimbingan belajar.
"Embrio Sekolah Alam Ilalang diawali tahun 2011 silam, saat saya membuka bimbingan belajar. Keinginan untuk membuka sekolah alam karena ada pengalaman di keluarga," ujar Qoriatul, Senin (14/2/2022).
Ia menambahkan bahwa pengalaman tersebut berhubungan dengan kegiatan anak-anaknya. Di mana setiap pulang sekolah aktifitas anak-anaknya dihabiskan dengan menonton TV.
“Pengalaman dari keluarga saya, anak-anak sering menonton TV. Dari situ saya ingin agar anak-anak menghilangkan aktivitas tersebut,”jelasnya.
Lebih lanjut, alumnus SDN Sidomulyo 3 dan SMP Raden Fatah ini menerangkan dengan adanya bimbingan belajar mendapat tanggapan baik dari masyarakat sekitar. Terutama anak-anak yang ikut dalam kelompok belajar bisa mengubah kebiasaannya.
"Dengan bimbingan belajar yang saya gelar sepulang sekolah. Anak-anak jadi memiliki aktivitas positif. Meski di awal bimbel hanya diikuti beberapa anak saja," ungkapnya.
Namun enam tahun berjalan. Tepatnya tahun 2006, Qoriatul diangkat sebagai PNS. Setahun kemudian menjadi masa-masa kejayaan bimbingan belajar yang ia kelola, karena saat itu ada 12 guru yang mengajar dengan 187 siswa.
Tidak hanya membimbing adik-adik pelajar reguler. Tapi juga adik-adik yatim-piatu.
"Selain adik-adik yatim-piatu. Kami juga membimbing korban perundungan atau perceraian orang tua dan sebagainya," imbuhnya.
Dengan banyaknya anak didik, dalam mengajar ia menumpang lembaga pendidikan RA Hasanah. Sebelum itu, ia mengajar dirumahnya.
"Hingga pada tahun 2015, saya mendapatkan tanah hibah dari keluarganya. Kemudian tanah hibah tersebut digunakan untuk tempat belajar mengajar," terangnya.
Tempat tersebut sederhana. Bangunan semi permanen dari bambu berbentuk gazebo. Dengan lokasinya di Gelora Bunga, Desa Sidomulyo.
Setelah memiliki tempat sendiri. Barulah pada tanggal 16 Juli 2016 berdirilah Sekolah Alam Ilalang yang merupakan transformasi dari bimbingan belajar yang ia pimpin.
"Nama Sekolah Alam Ilalang ini saya pilih bukan tanpa alasan. Tapi memiliki makna filosofis. Yaitu merindukan angin namun tak ikut arus karena akarnya yang kuat," tuturnya tegas.
Berbeda dengan sekolah non-formal lainnya. Dalam mengelola, Qoriatul juga menggandeng pihak ketiga atau donatur. Karena dia yakin sekolah akan lebih berkembang jika ada kolaborasi dengan pihak lainnya sebagi pendukung.
"Apalagi ada orang tua yang tidak mampu. Kami menggratiskan Sekolah Alam Ilalang ini. Begitu pula bagi orang tua yang berkecukupan, kami tidak mematok harga," ujarnya.
Untuk konsep, sesuai dengan nama di Sekolah Alam Ilalang, anak-anak diajarkan untuk mendapatkan pengalaman bersosialisasi. Baik dengan teman sebaya maupun dengan lingkungannya.
“Di sekolah, anak-anak dituntut kognitifnya. Sehingga di sini mereka bermain layang-layang, mancing, salat berjamaah, membaca, melukis, sampai presentasi,” katanya.
Selain itu pihaknya juga mengajarkan kegiatan berbasis alam lainnya seperti menanam bunga dan bedah ikan.
Saat ini, di Sekolah Alam Ilalang ada 47 siswa yang ia bimbing. Meliputi anak-anak jenjang SD, SMP, dan SMA. Dengan mayoritas anak-anak dengan latar belakang ekonomi rendah.
Dalam mendidik, pihaknya juga tidak membedakan. Karena menurutnya semua anak adalah sama dan memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda.
"Mereka adalah anak langit yang dikirim Tuhan untuk saya. Jadi setiap anak memiliki keinginan baik. Tinggal kami yang bantu mewujudkannya dan mengarahkannya," pungkasnya.
Sementara untuk jam belajar, Sekolah Alam Ilalang buka setiap hari, kecuali Senin. Dengan jadwal sekolah buka mulai pukul 16.30 WIB sampai 19.30 WIB. Untuk akhir pekan, pada pukul 9.00 WIB sampai 13.00 WIB. (Edy Cahyono/act)
Load more