Jember, Jawa Timur - Pencegahan bayi stunting saat ini menjadi tugas semua elemen, tidak hanya pemerintah saja, tapi masyarakat dan penghulu, juga menjadi faktor penting dalam pencegahan bayi stunting.
Hal ini disampaikan Bupati Jember, Hendy Siswanto, saat acara pembukaan kader CoE (Center of Excellent) BKKBN se Provinsi Jatim di Hotel Meotel, Selasa (15/2/2022). Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari sampai tanggal 17 Februari mendatang.
"Guna mencegah stunting, saat ini dibutuhkan peran semua pihak, termasuk masyarakat dan juga modin (penghulu). Kenapa dengan modin, karena modin atau penghulu menjadi garda terdepan dalam mendeteksi pernikahan dini, dimana pernikahan dini juga menjadi faktor bayi stunting. Jangan sampai ada pemalsuan data mempelai, kalau sampai ini terjadi, bisa berurusan dengan hukum," ujar Bupati Jember Hendy Siswanto.
Bupati tidak memungkiri, bahwa angka stunting di Kabupaten Jember saat ini masih terbilang tinggi, sehingga pihaknya menggandeng berbagai pihak dalam melakukan pencegahan.
"Berbagai upaya sudah kami lakukan dalam pencegahan stunting, termasuk melakukan MOU dengan Pengadilan Agama, Kemenag, dan juga pihak Kepolisian," ujar Bupati.
Sementara Kepala BKKBN Propinsi Jatim, Maria Ernawati, dalam kesempatan tersebut menyatakan, bahwa banyak faktor yang menjadi penyebab bayi stunting. Faktor paling dominan adalah angka kemiskinan, kadang juga pola asuh. Hal ini dialami rata-rata oleh pasangan yang belum siap menikah.
Sementara itu angka stunting tertinggi di Jawa Timur, saat ini ada di Kabupaten Bangkalan, dan terendah adalah Kabupaten Mojokerto, sedangkan Jember sendiri berada pada peringkat 14 se Jawa Timur.
"Angka stunting di Jawa Timur masih terbilang tinggi, yakni diangka 23,26 persen, sedangkan Kabupaten Jember angkanya lebih tinggi sedikit daripada Jatim, yakni 23,72 persen," pungkas Erna. (Sinto Sofiadin/hen)
Load more