Surabaya, Jawa Timur - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sepakat untuk mengembangkan gedung “Hoofdbestuur” di Surabaya menjadi museum. Gedung ini merupakan kantor pertama PBNU sejak didirikan pada 16 Rajab 1344 hijriah, atau 1923 Masehi.
Ketua PBNU Kiai Haji Yahya Cholil Staquf dalam kunjungan pertamanya ke Kota Surabaya, Kamis (17/2/2022) mengaku terpesona dengan Gedung Pertama PBNU yang didirikan di massa Kolonial Hindia-Belanda tersebut. Lokasinya di ujung Jalan Bubutan, Gang empat Surabaya.
Nama gedung “Hoofdbestuur” Nahdlatul Ulama, berasal dari bahasa belanda yang artinya Kantor Pusat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Gedung yang telah berusia 99 tahun tersebut merupakan kantor pertama PBNU yang kini telah berkembang sebagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan terbesar di Indonesia
Di dalam gedung “Hoofdbestuur Nahdlatul Ulama” masih menyimpan banyak sejarah perjuangan di Era Kemerdekaan Republik Indonesia. gedung ini juga telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya tipe A.
Di gedung bersejarah ini juga menjadi lokasi dimana Bung Tomo dan Kyai Wahab Hasbullah mengatur strategi dan memobilisasi santri dan pejuang Indonesia dalam menghadang Agresi Militer Belanda yang membonceng tentara NIKA (tentara Gabungan Inggris dan Belanda) pada 10 November 1945.
“Saya sangat setuju dijadikan museum supaya perawatannya lebih mudah dan terjamin. Tapi juga saya mohon tetap diizinkan pada waktu-waktu tertentu digunakan sebagai tempat untuk mencatat supaya energi spiritual yang ada di sini tetap bisa kita tangkap selama-lamanya,” Terang Gus Yahya.
Load more