Madiun, tvOnenews.com - Banyaknya gelombang protes dan penolakan terhadap rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 % mulai dikaji oleh DPR- RI Komisi VI, dengan mengajak pemerintah pusat duduk bersama agar menunda wacana kenaikan PPN tersebut dengan mencari solusi lain.
Ungkapan itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI Budi Sulistyono, saat mengunjungi Pabrik Kereta Api PT INKA, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Minggu (22/12).
Menurut Budi Sulistyono yang akrab disapa Pak Kanang saat menjabat sebagai Bupati Ngawi kala itu menilai, kenaikan PPN 12% sangat berdampak di semua sektor, tak hanya di BUMN namun juga bagi pihak swasta.
“Kenaikan PPN 12 % itu nanti jelas berdampak, mulai dari nilai biaya produksi yang bisa naik, pasti juga berdampak terhadap harga jual,” kata Budi Sulistyono.
“Kami sebagai DPR merespon itu semua, kita akan usulkan kalau bisa ditunda dulu,” imbuh Kanang.
Menurutnya cara untuk meningkatkan pendapatan negara tidak hanya dengan menaikkan PPN hingga 12 %, ada banyak cara. Maka dari itu kita ajak pemerintah duduk bersama untuk menentukan pertumbuhan ekonomi RI kedepan ke arah positif, negatif, zero atau justru melemah.
“Justru jika pertumbuhannya melemah ini membahayakan, bisa mengakibatkan PHK. Ini yang sedang kami kaji bersama,” pungkas Kanang.
Sementara itu, Dirut PT INKA Eko Purwanto membenarkan bahwasanya anggota DPR RI Komisi VI Budi Sulistyono memang datang untuk mengecek kondisi pabrik dan realisasi Produksi Kereta Api yang ada di Madiun.
“Beliau sudah mengecek kondisi kami di pabrik Madiun, bagaimana realisasinya di lapangan, pengembangan risetnya,” jelas Eko.
Harapan kami setelah melihat langsung kondisi kami di Madiun, kedepan PT INKA akan lebih siap lagi untuk meningkatkan produksi, kualitas perkeretaapian sebagai salah satu produsen moda transportasi darat terbesar di tanah air.
“Alhamdulillah untuk target produksi saat ini memang sudah on schedule, tidak molor dan tepat waktu dan semoga saja tahun-tahun berikutnya INKA bisa menyajikan produk-produk sesuai permintaan konsumen,” tutup Eko. (men/hen)
Load more