Gresik, tvOnenews.com - Pesisir pantai utara Gresik rupanya menyimpan berbagai kisah unik dan menarik. Seperti kisah keberadaan pulau Mengare di wilayah Bungah dan adanya seorang pangeran tampan yang menjelma menjadi ular hingga putri cantik rupawan.
Beragam cerita menarik mulai dari keunikan, keajaiban, dan kearifan lokal warga desa setempat itu terangkai menjadi sebuah kisah yang hingga kini cerita-cerita leluhur dimasa silam itu masih membekas diingatan masyarakat.
Diketahui, cerita yang masih hidup hingga masa kekinian itu yakni asal-usul Desa Watuagung, Pulau Mengare, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Dikisahkan ada sebuah batu besar dan dianggap sangat bersejarah yang berada di belakang balai desa setempat. Kepala Desa Watuagung Muh. Zamrozi, menuturkan, masyarakat setempat meyakini batu besar itu merupakan cikal bakal desa. Kisah tanah Mengare juga terekam dalam buku Sang Gresik Bercerita karya Yayasan Mata Seger.
Legenda Watuagung berawal saat seorang petinggi kerajaan bernama Pangeran Solo kesengsem pada kecantikan Putri Melirang. Dia merupakan salah seorang putri raja. Pangeran Solo ingin menikahinya dan memboyong sang pujaan hati.
”Pangeran lantas meminta izin kepada ibunya,” tutur Rozi, Senin (23/12).
Masih menurut Rozi, setelah sowan, sang pangeran mendapat restu dari ibunya. Nah sebagai bekal perjalanan, dia mendapat pesan khusus. Pangeran didoakan, tapi dipesani untuk tidak tidur selama perjalanan.
Lantaran sudah terlanjur jatuh cinta, pangeran menyanggupi. Dia lantas mempersiapkan perahu, senjata andalannya, besi tawar. Dua pengawal sakti menemani, mereka mengarungi Bengawan Solo yang dulu bernama Bengawan Lawas.
Setelah melewati perjalanan sungai yang melelahkan, pangeran akhirnya bertemu dengan Putri Melirang. Lelaki gagah itu menyampaikan unek-uneknya. Pangeran memberanikan diri. Meski, dia tahu sudah banyak laki-laki yang ditolak sang putri.
Apa yang terjadi? Kepala pangeran pecah serasa ditembak panah. Putri juga menolak cintanya. Gadis ayu itu lari menghindar. Memilih menghilang.
’’Pangeran terus mengejar,’’ lanjut Rozi mengisahkan
Untuk mencari putri yang cantik jelita itu, pangeran mengubah wujudnya menjadi ular besar. Tujuannya, bisa cepat menemukan pujaannya. Namun, jejak Putri Melirang benar-benar hilang.
Ular jelmaan pangeran lantas sampai di Laut Jawa, lebih tepatnya di dekat Madura. Pangeran yang dilanda rasa kebingungan akhirnya kelelahan dan tak terasa dia pun tertidur.
Setelah terbangun, pangeran Solo berniat mencari putri lagi. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil. Karena frustrasi dia memilih bertapa dan melingkarkan badannya selama bertahun-tahun. Konon katanya, lokasinya di dekat pulau Madura.
’’Badan ular, kepala, dan ekornya mengeras menjadi daratan. Itu yang disebut Mengare,’’ jelas Rozi.
Posisi kepala ular diyakini berada di Desa Watuagung, sementara badannya berada di Tajung Widoro dan ekornya di wilayah Kramat. Tiga desa tersebut sama-sama berada di pulau Mengare.
Ular jelmaan pangeran tampan itu dipercaya warga memberikan kemakmuran. Kini, masyarakat pulau Mengare yang dipisahkan Bengawan Solo hidup makmur dengan hasil pertanian dan perikanan. (mhb/gol)
Load more