Nganjuk, tvOnenews.com - Banjir yang melanda wilayah Desa Jogomerto, Kecamatan Tanjung Anom, Kabupaten Nganjuk sejak tiga hari lalu belum menunjukkan tanda-tanda surut. Hingga saat ini, puluhan rumah warga terendam air dengan ketinggian 50 cm.
Selain itu, ratusan hektar sawah yang menjadi sumber mata pencaharian utama masyarakat juga masih tergenang dan teancam gagal panen.
Banjir ini dipicu oleh hujan deras pada tiga hari lalu selama semalam. Sungai sembilan apur di sekitar tersumbat sampah dan airnya meluap, sehingga menyebabkan air masuk ke permukiman dan lahan pertanian.
Menurut Mulyadi, salah satu warga, penyebabnya banjir aliran sungai Apur 9 tersumbat, sampah yang menyumbat aliran sungai berasal dari limbah rumah tangga menumpuk di sekitar sungai. Akibatnya, aliran air tidak dapat mengalir dengan lancar, sehingga meluap ke area permukiman dan persawahan.
"Rumah warga yang tergenang air, mencapai puluhan rumah. Selain merendam rumah, banjir juga mengancam hektaran sawah yang baru saja ditanami padi," kata Mulyadi, Kamis (26/12).
"Masalah ini dilaporkan ke Pemkab Nganjuk, tapi belum ada tindakan nyata. Sekarang rumah warga masih kebanjiran, dan sawah di belakang rumah juga tergenang," ungkap Mulyadi.
Sementara perangkat desa Jogomerto Galuh Santoso menyatakan, rumah warga yang terdampak sebanyak 35 rumah dan rumah warga tergenang air sejak tiga hari lalu, hektaran sawah juga masih terendam air.
Lebih lanjut Santoso menambahkan, kemungkinan penyebab banjir dari sampah yang menyumbat di kolong jembatan sungai apur 9, sampah tersebut selain sampah rumah tangga juga tanaman liar.
"Selain rumah warga, hingga saat ini hektaran sawah juga masih tergenang air. Ini mengancam tanaman padi gagal panen," tambah Santoso.
Pihak desa berharap, Pemerintah Kabupaten Nganjuk melalui dinas terkait melakukan tindakan cepat normalisasi sungai agar banjir tidak semakin parah. Tidak hanya itu warga yang rumah terendam banjir untuk segera dievakuasi ke tempat lebih aman dan memberi bantuan logistik pada warga. (kso/hen)
Load more