Dalam sidaknya, Subandi menemukan, Bozem (Tempat penampungan air, red) yang seharusnya menampung air justru diperkecil. Hal itu menyebabkan kapasitas tampung air berkurang.
Selain itu, pompa air yang ada saat ini juga masih dikelola oleh pihak pengembang. Oleh karena itu, Pemkab Sidoarjo berencana untuk mengambil alih pengelolaan pompa agar penanganan banjir bisa lebih efektif.
“Kami akan benahi semuanya, termasuk Bozem dan pengelolaan pompa, kalau masih dikelola pengembang, kami tidak bisa marah-marah, kami akan ambil alih, supaya bisa merespon cepat saat terjadi banjir,” jelasnya.
"Ini kan Sidoarjo bagian timur, jadi nanti saya akan peringatkan Dinas PU dan Perkim, kalau mau membangun rumah, standartnya minimal peil banjir, karena kalau tidak kepala daerah yang akan disalahkan, masyarakat tahunya banjir dan mengadu ke Bupati," imbuhnya.
Untuk itu, ia menginstruksi agar setiap pembangunan rumah harus memenuhi standar peil banjir. Dia mengancam akan memberhentikan jika tidak mematuhi aturan.
"Ini perintah, harus dilakukan, kalau tidak akan diberhentikan, saya akan kerjasama dengan Kapolres," tegasnya.
Dalam upaya penataan kota, ia akan menyusun master plan pembangunan Sidoarjo. Master plan itu dilakukan agar setiap kegiatan pembangunan mengikuti grand design yang dapat mengurangi risiko banjir.
Load more