Sidoarjo, tvOnenews.com - Kecamatan Waru menjadi daerah yang paling parah terdampak banjir. Beberapa titik, mulai dari Pepelegi, Tropodo hingga Pondok Candra terendam dengan ketinggian sekitar 60 cm.
Salah satu warga Pondok Candra, Mahfud mengungkapkan, banjir tahun ini lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, air merendam rumah-rumah warga hingga mencapai ketinggian 80 cm.
“Banjir kali ini benar-benar parah, airnya masuk ke rumah-rumah,” ucapnya Sidoarjo, Kamis (26/12).
Dia berharap, pemerintah daerah segera mengambil tindakan. Supaya genangan air cepat surut dan tidak semakin meluas.
Sementara itu, Plt Bupati Sidoarjo, Subandi melakukan sidak ke Pondok Candra. Dia memantau langsung kondisi banjir.
Menurutnya, banjir di Pondok Candra merupakan masalah tahunan. Karenanya solusi alternatif diperlukan untuk menanggulangi hal tersebut, supaya tidak berulang.
“Banjir disini memang terjadi setiap tahun, sebagai pimpinan daerah, saya akan mencari alternatif untuk menyelesaikan masalah banjir ini,” katanya.
Dalam sidaknya, Subandi menemukan, Bozem (Tempat penampungan air, red) yang seharusnya menampung air justru diperkecil. Hal itu menyebabkan kapasitas tampung air berkurang.
Selain itu, pompa air yang ada saat ini juga masih dikelola oleh pihak pengembang. Oleh karena itu, Pemkab Sidoarjo berencana untuk mengambil alih pengelolaan pompa agar penanganan banjir bisa lebih efektif.
“Kami akan benahi semuanya, termasuk Bozem dan pengelolaan pompa, kalau masih dikelola pengembang, kami tidak bisa marah-marah, kami akan ambil alih, supaya bisa merespon cepat saat terjadi banjir,” jelasnya.
"Ini kan Sidoarjo bagian timur, jadi nanti saya akan peringatkan Dinas PU dan Perkim, kalau mau membangun rumah, standartnya minimal peil banjir, karena kalau tidak kepala daerah yang akan disalahkan, masyarakat tahunya banjir dan mengadu ke Bupati," imbuhnya.
Untuk itu, ia menginstruksi agar setiap pembangunan rumah harus memenuhi standar peil banjir. Dia mengancam akan memberhentikan jika tidak mematuhi aturan.
"Ini perintah, harus dilakukan, kalau tidak akan diberhentikan, saya akan kerjasama dengan Kapolres," tegasnya.
Dalam upaya penataan kota, ia akan menyusun master plan pembangunan Sidoarjo. Master plan itu dilakukan agar setiap kegiatan pembangunan mengikuti grand design yang dapat mengurangi risiko banjir.
Salah satu solusi yang sedang dipertimbangkan adalah pembangunan embung atau dam bantuan dari pusat. Rencananya akan dibangun di daerah Tambak Sawah.
"Kami berharap, keberadaan embung tersebut dapat mengurangi dampak banjir di wilayah Waru selain itu bangunan liar yang berada di sungai kita akan tertibkan agar saat akan melakukan normali sasi tidak terkemdala dan terhambat," pintanya.
"Kalau ada cuaca tinggi, air laut rob, bisa kita keluarkan pompa besar, begitu juga normalisasi tetapkan terus berjalan," tutupnya. (khu/hen)
Load more