Khofifah juga mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu ia mengunggah foto dan video sedang membuka durian Black Thorn di media sosial, yang mendapat sambutan positif dari warganet, termasuk dari Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia.
“Dubes Tiongkok merespons positif, dan mereka menyampaikan minat untuk mengimpor durian dari Indonesia. Deputi Komersial dan Perdagangan Kedutaan Tiongkok bahkan langsung menanyakan tentang produk durian Black Thorn dan Musang King yang dikembangkan di Jawa Timur,” jelasnya.
Untuk itu, Khofifah menambahkan bahwa kunjungannya kali ini bertujuan untuk meninjau kapasitas produksi durian Musang King dan Black Thorn di Blitar, terutama saat musim panen. Menurutnya, untuk memenuhi pasar ekspor, produk durian harus memenuhi tiga faktor penting yaitu kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas.
“Saya yakin durian premium seperti Black Thorn dan Musang King sangat berpotensi untuk masuk pasar ekspor. Maka kunjungan ini Kami ingin memastikan bahwa kualitas dan kuantitas produk durian di sini saat peak season sampai seberapa,” tegasnya.
Khofifah juga mengungkapkan bahwa di masa depan, pengembangan durian premium di Jawa Timur akan semakin diperluas. Ia berencana memanfaatkan lahan idle dan perhutanan sosial untuk meningkatkan luas penanaman durian, mengingat potensi ekonomi yang sangat besar.
“Karena peluang bisnisnya sangat menjanjikan. Satu hektar kebun durian dengan 100 pohon bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 2 miliar dalam waktu empat sampai lima tahun,” jelas Khofifah mengutip penjelasan Anna Luthfi pemilik farm durian.
Karena itu, Khofifah optimistis bahwa sektor ini dapat berkembang pesat jika melibatkan lebih banyak pihak, seperti lembaga pengelola hutan desa (LMDH) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Load more