“Kita bisa mengembangkan ini lebih masif, misalnya dengan menggandeng LMDH dan juga BUMDes. Satu desa dengan satu hektar kebun empat sampai lima tahun bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 2 miliar,” tambah Khofifah.
Di sisi lain, pemilik Republik Durian Farm, Anna Luthfie, juga mengungkapkan potensi besar dalam budidaya durian.
“Mengembangkan durian itu sangat potensial. Petani durian memiliki risiko satu, yaitu kaya raya,” ujar Anna antusias.
Menurut Anna Luthfie, durian Black Thorn yang dikembangkan di Blitar memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan durian Black Thorn dari Malaysia. Faktor tanah yang subur dan iklim yang mendukung menjadi alasan utama mengapa durian Blitar memiliki rasa yang lebih unggul.
“Blitar, Tulungagung, Kediri, dan seluruh Jawa Timur memiliki potensi besar untuk budidaya durian premium,” katanya.
Anna juga mengungkapkan bahwa budidaya durian bisa digandengkan dengan budidaya ikan seperti Lele atau Patin. Pasalnya Kolam ikan bisa berfungsi ganda, selain sebagai cadangan air, juga berfungsi sebagai sumber pupuk alami bagi tanaman durian.
“Itulah alasannya 80 persen pupuk untuk kebun durian di sini adalah dengan pupuk organik,” urainya. (hen)
Load more