Ngawi, Jawa Timur – Belasan produsen tahu rumahan di Desa Gelung Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi mulai gulung tikar dan memilih menghentikan sementara produksinya dampak kenaikan harga kedelai. Langkah ini terpaksa dilakukan lantaran usaha mereka terus merugi.
Namun demikian, masih ada pengusaha yang masih bertahan, meskipun terpaksa mengurangi jumlah produksi dan hanya untuk melayani pesanan agar tidak ditinggal pelanggan.
Seperti yang diungkapkan Yayuk Sri Wahyuni (47 tahun) pengusaha tahu desa setempat, yang juga memilih menghentikan sementara produksi tahunya karena merugi. dari 14 pengusaha tahu di Desa Gelung, kini tinggal 3 yang masih bertahan.
“Kalau diteruskan ya bangkrut saya mas, kedelai naik terus, 1 kuintal 100 ribu. Kalau sekali masalah itu 5 kilo berarti naiknya sudah 10 ribu, ya kalau diteruskan berat pak nggak ada apa apanya,” keluh Yayuk saat ditemui di rumahnya, Minggu (20/2/2022).
Yayuk menambahkan, terdapat 14 pengusaha tahu di Desa Gelung. Tapi kondisi yang seperti ini, membuat pengusaha tahu memilih berhenti beroperasi, tinggal 3 yang masih bertahan, itupun mereka hanya melayani pesanan dari pelanggan.
Sementara Riyanto (49 tahun) pengusaha tahu yang masih bertahan juga mengeluhkan kondisi yang sama. Dirinya memilih bertahan hanya melayani pesanan, agar tidak ditinggal lari pelanggan.
“Ya itu pak nasibnya, ini cuman bertahan untuk pelanggan-pelanggan aja, kalau hasilnya udah nggak ada sama sekali. Awalnya bisa 1 kuintal sekarang cuman 20 sampai 25 kilo saja. Apalagi ditempat saya juga produksi tahu goreng pong sama tahu sayur pak, sudah kedelai mahal minyak goreng juga mahal, langka lagi. Ya mau gimana lagi kalo ada minyak goreng ya masak, kalau nggak ada ya nggak masak, “tambah Riyanto.
Load more