“Kami sangat bersyukur Jawa Timur dipercaya sebagai daerah percontohan. Ini menjadi tanggung jawab besar sekaligus kesempatan istimewa bagi Jatim karena mendapatkan manfaat besar dari jalannya program MBG,” urai wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini.
Sebagaimana diketahui bahwa program ini menyasar seluruh siswa dasar dan menengah. Sekolah di kalangan pesantren juga mendapatkan manfaat yang sama.
Dikatakan Khofifah program ini mendatangkan multiplier effect yang signifikan. Sebab dalam pelaksanaannya, turut dilibatkan UMKM dan masyarakat sebagai satuan pelayanan pemenuhan gizi yang berperan sebagai dapur penyiapan MBG. Tentu hal ini akan turut meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
“Bahkan di beberapa daerah juga turut melibatkan komunitas ojek online sebagai pihak yang mengantar dari dapur penyiapan MBG di satuan pendidikan atau sekolah. Maka Insyaallah semua pihak terlibat pasti mendapatkan manfaat ekonomi dalam penyuksesan program MBG ini,” tegas Khofifah.
Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh pihak untuk turut serta menyukseskan program MBG sebagai upaya bersama meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan generasi bangsa Indonesia.
Sementara itu, Penanggung Jawab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Yayasan Pondok Pesantren Al Anwar Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan KH Muchlis Muhsin menegaskan peluncuran program MBG disambut antusias oleh masyarakat Bangkalan.
“Kami salah satu mitra SPPG untuk implementasi program MBG. Yang kami layani adalah 57 sekolah mulai dari jenjang PAUD sampai dengan SMA yang ada di tujuh desa dengan total 3.595 siswa sasaran,” kata Kiai Muchlis.
Load more