Jombang, tvOnenews.com - Banjir menggenangi sebuah pondok pesantren dan sejumlah lembaga pendidikan di Jombang. Ketinggian air berkisar 60 hingga 80 sentimeter di dalam asrama dan di luar asrama. Banjir disebabkan guyuran hujan lebih 5 jam merendam rumah-rumah warga.
Banjir terjadi di Dusun Rejoso, Desa Peterongan, Kecamatan Peterongan, Jombang, pada Selasa dini hari. Tak hanya menggenangi jalan, air juga masuk ke dalam Pondok Pesantren Darul Ulum, sekolahan dan kampus perguruan tinggi. Ketinggian air bervariasi mulai dari 60 hingga 80 sentimeter.
Air yang mulai naik pada Senin tengah malam juga menggenangi sekitar 70 rumah warga di Dusun Rejoso dan Dusun Wonomerto. Namun sebagian warga enggan mengungsi, memilih bertahan di rumahnya dengan alasan keamanan.
Sehingga petugas dari tiga pilar Desa Peterongan, Babinsa, Babhinkamtibmas dan keamanan desa berpatroli keliling kampung untuk menjaga keamanan lingkungan. Petugas juga mengantisipasi adanya warga yang terjebak banjir dalam rumahnya.
Serka Nyono Prasetyo Babinsa Desa Peterongan mengatakan, banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi sejak Senin siang hingga malam hari. Sehingga mengakibatkan sejumlah sungai meluap ke pondok pesantren dan pemukiman warga.
"Mulai jam satu Senin siang hujan deras sampai malam hari mengguyur hampir seluruh Jombang, salah satunya di wilayah Kecamatan Peterongan, khususnya di Pondok Pesantren Darul Ulum ini. Derasnya hujan mengakibatkan sungai yang melintas di pesantren meluap," jelas Nyono Prasetyo saat patroli, Selasa (7/1) dini hari.
Selain menggenangi Asrama Assyafiiyah dan Asrama Hurin in, Babinsa Desa Peterongan itu menyebutkan, sejumlah lembaga pendidikan lingkup Pesantren Darul Ulum yang terendam banjir, seperti MAN 2 dan Kampus Unipdu. Selain itu juga merendam rumah-rumah warga di sekitar lokasi pesantren. Namun petugas belum mendapati warga yang minta dievakuasi untuk mengungsi.
"Dini hari ini pukul 02.00 WIB air semakin tinggi, namun kita belum mendapati warga yang minta dievakuasi untuk mengungsi," tambah Nyono Prasetyo.
KH Zulfikar As'ad pada Selasa pagi mengatakan, air sempat menggenangi asrama putri yang dekat dengan sungai. Tapi tidak masuk dalam kamar-kamar santri.
"Asrama santri putri yang sebelah selatan masjid sempat terendam tapi tidak air masuk dalam kamar," kata kyai yang dikenal dengan sebutan Gus Ufik itu.
Meski sempat mencapai ketinggian sekitar 60 hingga 80 sentimeter di lokasi pesantren, namun dijelaskan Gus Ufik, mulai pukul 04.00 WIB air telah mulai surut. Sehingga saat jam masuk sekolah, santri telah bisa bersekolah seperti biasa.
"Tapi kita umumkan, bagi santri yang bersekolah jalan kaki, tidak usah memakai sepatu untuk sementara. ini untuk menjaga agar santri tidak masuk angin gara-gara sepatu basah ataupun penyakit yang lain," tambah Gus Ufik.
Mengenai banjir yang terjadi, Gus Ufik tidak bisa mengusulkan solusi pencegahannya, karena banjir terjadi akibat hujan deras di wilayah hulu ditambah hujan deras di sekitar lokasi pesantren.
Load more