Malang, tvOnenews.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengunjungi Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Kabupaten Malang, dalam rangka mengawal investasi pengembangan sapi perah oleh investor PT Tempo Scan Pacific Tbk.
Dalam kunjungan ini, Wamentan didampingi Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Dr.drh. Agung Suganda dan Kepala BBIB Singosari, Dr Akbar, Jajaran PT Tempo Scan Pasific Tbk, dipimpin oleh Presiden Komisioner Handojo Selamet Muljadi, Kapolda Jatim serta sejumlah lembaga terkait, meninjau langsung rencana titik lokasi pembangunan kandang sapi perah yang memiliki kapasitas 500 hingga 1000 ekor sapi di BBIB.
Guna mendukung program Makan Bergizi Gratis, saat ini pemerintah membutuhkan kolaborasi dengan sektor swasta dalam meningkatkan produktivitas sapi perah dan pedaging di Indonesia.
"Saat ini kebutuhan susu segar dan daging guna mendukung program makan bergizi gratis kurang, karena itu dibutuhkan investasi berupa sapi perah dan sapi daging yang didatangkan investor," ujar Sudaryanto.
PT Tempo Scan Pacific sendiri akan mendatangkan 500 sapi perah ke BBIB Singisari guna meningkatkan produksi susu segar.
BBIB Singosari memiliki fasilitas yang unggul untuk mendukung pengembangan industri peternakan. Karena itu pemerintah melalui Kementrian Pertanian membuka pintu lebih lebar bagi investor baik dalam maupun luar negeri.
"BBIB Singosari merupakan Badan Layanan Umum (BLU) yang dimiliki Kementan, memiliki peran strategis dalam mendorong program peningkatan populasi sapi perah dan sapi pedaging. Kolaborasi dengan investor diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas ternak, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional, terutama pada produk susu dan daging sapi," kata Sudaryanto.
“Kementrian Pertanian menyiapkan skema kerja sama yang fleksibel untuk mendukung kebutuhan investor, baik dalam bentuk penyiapan lahan, bahkan kandang,” jelas Agung Suganda, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan.
Salah satu fokus investasi adalah pengembangan sapi perah untuk meningkatkan produksi susu domestik, mengurangi impor, dan mendukung keberlanjutan industri pengolahan susu. Selain itu, sektor sapi pedaging juga menjadi perhatian utama untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging yang terus meningkat setiap tahunnya.
Agung menekankan bahwa pemerintah telah menyiapkan skema kemitraan yang saling menguntungkan.
“Ini bukan sekadar investasi. Ini adalah investasi masa depan yang akan memperkuat ketahanan pangan kita dan memberdayakan yang sudah ada,” ujar Agung.
Wamentan Sudaryono juga menyoroti perlunya pendekatan terintegrasi untuk menjamin keberhasilan investasi. Pemerintah akan memberikan dukungan penuh dalam bentuk regulasi yang memadai, insentif investasi, serta pengawasan ketat terhadap implementasi program.
“Kami ingin memastikan bahwa kerja sama ini tidak hanya menguntungkan investor, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi peternak lokal, konsumen, dan masyarakat secara keseluruhan,” tegas Sudaryono.
Pemerintah optimistis bahwa kerja sama dengan investor akan membawa dampak positif, tidak hanya untuk sektor peternakan, tetapi juga untuk ekonomi nasional secara keseluruhan.
"Kita ketahui kebutuhan susu dan daging saat ini kurang, terutama guna mendukung program makan bergizi gratis, oleh karena itu kita membuka ruang kerjasama seluas luasnya bagi semua investor baik dalam maupun luar untuk investasi dengan mendatangkan sapi perah yang akan disebar ke sejumlah peternak sapi lokal," tegas Sudaryono. (eco/hen)
Load more