Banyuwangi, Jawa Timur – Wisatawan yang akan melihat blue fire Gunung Ijen, Banyuwangi sepertinya harus berpikir ulang. Penyebabnya, mereka yang ingin melihat fenomena alam langka itu harus merogoh kocek besar. Tak tanggung-tanggung, tarifnya dipatok hingga Rp 2,3 juta.
Tingginya tarif melihat api biru kawah belerang ini mulai dikeluhkan wisatawan. Sebab, nilainya cukup memberatkan. Tarif Rp 2,3 juta ini ditawarkan untuk mendapatkan pemandangan api biru dengan cepat. Bisa masuk pukul 01.00 WIB dengan mengantongi Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi). Padahal, normalnya jalur pendakian Ijen baru dibuka pukul 03.00 WIB.
Selain Simaksi, wisatawan mendapatkan fasilitas kereta dorong, guide dan tiket masuk.
“Kalau tanpa kereta dorong, tarifnya dipatok Rp 1,5 juta. Itu sudah termasuk tiket dan guide serta Simaksi. Ini benar-benar memberatkan, cukup mahal,” kata DR, salah satu wisatawan.
Tarif mahal melihat blue fire ini ditawarkan seseorang di sekitar pintu masuk Ijen. Karena penasaran, DR terpaksa membayarnya. Lalu, naik dengan kereta dorong. Perjalanan ke puncak Ijen membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Jika berjalan kaki sendiri minimal dua jam tiba ke puncak.
“Jadi, kalau pakai kereta dorong ini lebih mahal,” keluhnya lagi.
Kasi Konservasi Wilayah V Banyuwangi Balai Besar KSDA Jatim, Purwantono menegaskan jalur pendakian Ijen baru dibuka pukul 03.00 WIB sejak adanya pandemi. Tujuannya, menghindari kerumunan melihat blue fire.
Terkait paket Simaksi yang mencapai Rp 1,5 juta, pihaknya menegaskan aturan itu sudah dihapus tahun 2021 lalu. Sehingga, seluruh wisatawan hanya boleh naik ke puncak Ijen mulai pukul 03.00 WIB.
“Tahun lalu memang ada aturan Simaksi, tapi ternyata dimanfaatkan oleh oknum, akhirnya dihapus,” tegasnya.
Biaya Simaksi sejatinya hanya Rp 250.000. Karena itu, pihaknya akan melakukan penelusuran terkait keluhan Simaksi yang masih muncul.
“Kami akan telusuri modus ini,” pungkasnya. (Happy Oktavia/rey)
Load more