Surabaya, Jawa Timur - Setelah melakukan aksi mogok produksi serentak selama 3 hari dari hari senin (19/02/2022) lalu, mulai hari ini Kamis (24/02/2022) seluruh perajin tahu – tempe di Kota Surabaya mulai kembali berproduksi.
Belum adanya Solusi terkait kenaikan harga pokok kedelai di harga Rp 11.500 per kilo gram, membuat seluruh perajin tempe di Sentra Kampung tempe Sukomanuggal Surabaya bersepakat untuk menaikan harga jual tempe dan tahu berkisar 10 persen hingga 20 persen, menyesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
Markuat salah satu perajin tempe di Sukomanuggal, memilih tetap produksi sesuai porsi umum, tanpa mengurangi ukuran.
“Ya kami hari ini sudah mulai berproduksi normal kembali, kami paguyuban perajin tempe di kampung Sukomanuggal ini sepakat tidak mengurangi ukuran produksi namun terkait harga menyesuaikan dengan harga di pasaran, dimana mulai hari ini ada kenaikan berkisar 10 hingga 20 persen,” kata Markuat
Sementara itu Kenaikan harga kedelai yang terjadi pada awal tahun ini akhirnya berdampak pada penjualan tempe dan tahu.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gapoktindo) Aip Syarifudin menjelaskan bahwa kenaikan harga kedelai menyusahkan perajin. Dari harga Rp 8.500 per kilogram kedelai naik hingga Rp 11.900. kenaikan diprediksi masih terus terjadi hingga Lebaran.
“Kami akan membuat keputusan terkait kenaikan kedelai. Sesuai mekanisme pasar, harga tahu tempe juga akan dinaikkan,” kata Aip.
Meski ada kenaikan, namun Aip menegaskan harga tempe tak akan naik tinggi.
“Maksimal 20 persen. Kami meminta masyarakat mengerti. Kenaikan memang sudah lazim terjadi, “kata Aip.
Dia mengatakan bahwa saat ini ada 170 ribu perajin yang tergabung di Gapoktindo. Kenaikan harga tentunya bisa berimbas pada keluhan masyarakat. Namun dia memastikan, daya beli terhadap tempe dan tahu tak akan turun.
Menurut Aip, pengusaha sudah berkoordinasi dengan pemerintah terkait kenaikan harga kedelai. Perlu adanya pemberian subsidi. Mekanismenya bisa melalui koperasi. (Zainal Azhari/rey)
Load more