Jember, tvOnenews.com - Merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Jember, berdampak signifikan pada aktivitas jual beli di Pasar Hewan Kemisan, Kecamatan Ajung, Jember.
Pasar yang biasanya ramai dengan penjual dan pembeli kini terlihat lengang. Penjual domba dan kambing mendominasi pasar, sementara penjual sapi hanya terlihat beberapa saja.
"Dulu saya bawa 10-15 ekor sapi, sekarang cuma dua. Itu pun sering kali tidak laku," ujar Arik.
Arik mengaku harus berpindah-pindah pasar setiap pekan. Ia menjual sapinya di Ajung, Kalisat, Mayang, Tempurejo, hingga Ambulu untuk menghindari kerugian.
Penurunan harga sapi menjadi strategi yang terpaksa dilakukan. Arik menyebut, harga sapi turun hingga 25 persen selama wabah PMK melanda.
"Satu ekor sapi muda yang dulu Rp10 juta sekarang cuma Rp8 juta, kadang malah kurang," jelasnya.
Perubahan prioritas konsumen menjadi tantangan lain. Kini, pembeli lebih peduli pada kesehatan sapi dibanding postur atau berat badannya.
"Dulu bobot sapi penting, sekarang yang dicari cuma yang sehat dan bersih dari penyakitnya," tandas Arik.
Kondisi ini membuat penjual sapi harus ekstra hati-hati. Mereka terus berusaha menjaga kesehatan ternak agar tetap bisa bersaing di pasar.
Arik berharap pemerintah dan dinas terkait segera menangani wabah PMK agar perekonomian peternak bisa pulih kembali.
"Kami ingin bantuan nyata untuk vaksinasi dan pengendalian PMK ini," kata Arik.
Wabah PMK di Jember menjadi pengingat pentingnya kesehatan hewan bagi keberlangsungan usaha peternakan di daerah tersebut. (sss/hen)
Load more