Jember, tvOnenews.com - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jember mengakibatkan penurunan drastis pada penjualan kaki sapi di pasar tradisional, menyentuh angka hingga 80 persen.
"Sekarang stok terbatas dan pembeli jauh berkurang. Biasanya penuh, sekarang hanya ada beberapa potong saja," ujar Selani.
Mayoritas pembeli kaki sapi Selani sebelumnya berasal dari luar kota. Namun, sejak wabah PMK, hanya pelanggan tetap yang masih membeli dagangannya.
"Orang luar kota sudah jarang, paling pelanggan lama yang beli. Itu pun cuma 1-2 kilogram saja," tambahnya.
Meskipun penjualan menurun, harga kaki sapi tetap stabil di kisaran Rp 60 ribu per kilogram. Namun, Selani mengaku pasokan daging semakin sulit didapat.
Di sisi lain, Ririn, seorang pembeli, menyebutkan adanya kenaikan harga kaki sapi dibandingkan sebelum wabah. Sebelumnya, harganya berkisar Rp 45 ribu per kilogram.
"Memang ada kenaikan harga, tapi saya tetap beli karena sudah biasa konsumsi kaki sapi," kata Ririn ketika ditemui di lokasi yang sama.
Ririn tidak terlalu khawatir dengan dampak PMK, meskipun penyakit ini telah meluas di berbagai kecamatan di Jember. Menurutnya, cara pengolahan yang benar dapat mengurangi risiko.
"Yang penting masaknya lebih hati-hati kebersihannya terutama, supaya tetap aman dikonsumsi," ujarnya.
Berdasarkan data, PMK di Jember telah menjangkiti ternak di 29 dari 31 kecamatan, menunjukkan penyebaran yang masif dalam beberapa bulan terakhir.
Para pedagang berharap wabah ini segera teratasi agar pasokan dan penjualan kembali normal. Hingga kini, mereka terus berupaya menjaga stok meski jumlahnya terbatas.
Wabah PMK di Jember tidak hanya berdampak pada pedagang, tetapi juga konsumen yang harus menyesuaikan kebutuhan mereka di tengah situasi ini. (sss/hen)
Load more