Jember, tvOnenews.com - Mendekati Tahun Baru Imlek 2025, Klenteng Pay Lien San di Kelurahan Jubung, Sukorambi, Jember, menggelar ritual pemandian rupang, simbol para dewa-dewi.
Ritual ini dilakukan setelah umat Tionghoa melaksanakan sembahyang khusus mengiringi para dewa-dewi menuju nirwana. Momen sakral ini menjadi bagian penting dalam tradisi Imlek.
"Memandikan rupang adalah tradisi tahunan untuk menyucikan tempat ibadah," kata Heri Novel Stadiono, Wakil Ketua TITD Pay Lien San.
Setelah dewa-dewi dianggap menuju nirwana, umat menurunkan rupang-rupang dari altar untuk dibersihkan secara mendetail. Proses ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
Tahapan pertama melibatkan pembersihan sela-sela rupang menggunakan kuas dan sikat halus. Air sabun digunakan untuk menghilangkan noda membandel.
Selanjutnya, rupang direndam dan dibilas dengan air campuran bunga mawar dan teh. Kombinasi ini memiliki makna mendalam dalam tradisi Tionghoa.
"Pembersihan ini simbolis, membersihkan noda dari doa dan masalah umat yang datang ke klenteng," jelas Heri Novel Stadiono.
Ia menambahkan, ritual ini juga bertujuan agar tempat ibadah suci dan siap digunakan untuk perayaan Imlek pada 29 Januari 2025.
Filosofi pembersihan dengan air mawar berakar dari tradisi lama saat rupang masih terbuat dari kayu. Air mawar dipercaya menjaga kesucian dan daya tahan kayu.
Sementara itu, penggunaan air teh bertujuan melindungi rupang kayu dari serangan serangga. Teh membantu mencegah kerusakan pada bahan kayu.
Setelah tahap perendaman, rupang dibersihkan dengan air pewangi. Tahap ini memberi keharuman pada rupang sebagai simbol kesucian.
Selain rupang, umat Tionghoa juga membersihkan ke-18 altar di klenteng tersebut. Ritual ini menambah suasana khidmat menjelang Imlek.
Tradisi memandikan rupang di Klenteng Pay Lien San menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kebersihan lahir dan batin dalam menyambut tahun baru. (sss/gol)
Load more