Lumajang, tvOnenews.com - Pasar hewan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ditutup selama 12 hari. Mulai tanggal 20 Januari - 31 Januari 2025.
Penutupan dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang jumlahnya sudah lebih dari seribu ekor.
Namun, penutupan pasar menyisakan masalah lain. Para pedagang yang biasa mencari nafkah dengan berjualan ternak hingga warung makanan ikut tertimpa dampaknya.
Mereka tidak bisa lagi mencari nafkah selama pasar hewan masih ditutup.
Sukamto (42), pedagang kambing asal Kecamatan Tempeh mengaku bingung harus mencari nafkah kemana saat pasar hewan ditutup. Sebab, selama ini ia biasa menjajakkan kambingnya di pasar hewan Lumajang.
"Pasar hewan di Lumajang ini pasar besar, jadi tidak hanya sapi tapi kambing juga, domba juga jualannya disini," kata Herin di Lumajang, Sabtu (25/1).
Menurut Kamto, efek penutupan pasar hewan bagi para pedagang sepertinya sangat besar.
Bahkan, baru 4 hari pasar hewan ditutup, kerugiannya sudah lebih dari Rp1.000.000 atau setara dengan terjualnya 5 ekor kambing.
"Kalau ditutup efeknya luar biasa. Orang-orang hanya mau nyari nafkah 10 ribu 20 ribu saja malah ditutup tempat penghasilannya," tambahnya.
Gimin (44), pedagang lainnya mengatakan, pemerintah seharusnya memberikan solusi kepada para pedagang sebelum dilakukan penutupan.
Agar, para pedagang yang sudah bertahun-tahun menggantungkan hidup di pasar tidak ada yang dirugikan dengan kebijakan tersebut.
"Dinas ini hanya berani nutup tapi gak ada solusi. Jika ditutup, setidaknya ada jaminan bagi kami yang kerja di pasar," kata Giman.
Sementara, Kabid Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang Endra Novianto menjelaskan, penutupan pasar hewan ini dilakukan untuk meminimalisir resiko penyebaran virus PMK.
Menurutnya, petugas sering menemui sapi dengan gejala klinis PMK dibawa pemiliknya ke pasar hewan.
Selain itu, rata-rata sapi yang sehat dan dibawa ke pasar hewan pulangnya akan menunjukkan gejala-gejala PMK.
"Beberapa kali kami pemeriksaan sapi di Pasar Hewan menunjukkan gejala klinis PMK, dan Kasus baru muncul setelah ada sapi yang baru dibeli dari pasar hewan," terangnya. (wso/gol)
Load more