Sidoarjo, tvOnenews.com - Ratusan warga Sidoarjo menghadiri sedekah bumi Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo yang ke 166. Kegiatan ini sebagai bentuk permohonan doa keselamatan warga Sidoarjo selama pemerintahan lima tahun kedepan.
Warga Sidoarjo sengaja berebut gunungan untuk mencari keberkahan. Tidak sedikit dari warga berdesak-desakan hingga terinjak untuk mendapat gunungan tersebut. Meski ada yang tidak mendapat apapun, namun mereka sangat gembira ikut perayaan Hari Jadi Kota Sidoarjo.
Hal Ini disampaikan oleh Rokhanah (32) warga Pagerwojo, Sidoarjo. Menurutnya dia datang ke pendopo untuk melihat secara langsung prosesi tradisi gunungan dan dikeroyok bersama-sama.
"Ya mas saya dari warga Pagerwojo berangkat jam 10an menunggu lama untuk melihat prosesi rebutan gunungan. Disitu ada kue, apem, buah, sayur mayur dan durian, saya gak dapat apa- apa mas," ucapnya.
Senada juga dengan Lilik Maysaro, warga Lemah Putro Sidoarjo. Dirinya tidak mendapatkan apa-apa saat berdesakan.
"Saya sudah berusaha masuk ke kerumunan untuk mengambil buah-buahan, tapi yang saya incar duriannya malah zonk," ucapnya.
Acara ini dihadiri langsung oleh Plt. Bupati Sidoarjo, Subandi, Ketua DPRD Sidoarjo beserta jajaran Forkopimda, sejumlah pejabat lain, serta masyarakat setempat.
Kegiatan ini memiliki pesan simbolis yang mendalam, menggambarkan rasa syukur kepada Tuhan atas keberkahan alam dan kehidupan. Tradisi ini juga merupakan bentuk pelestarian budaya lokal yang sarat nilai spiritual dan kebersamaan.
Rangkaian acara dimulai saat Plt. Bupati Sidoarjo bersama istri dan rombongan menaiki kereta kuda menuju makam bupati pertama Sidoarjo, R.T. Notopuro yang bergelar Tjokronegoro I. Di makam tersebut, doa bersama digelar untuk mengenang jasa para pendiri kabupaten, serta memohon keberkahan untuk masa depan Sidoarjo. Prosesi ini mencerminkan penghormatan kepada leluhur sekaligus peneguhan spiritual masyarakat Sidoarjo.
Tiga gunungan khas disiapkan dengan ukuran 2x1,5 meter, masing-masing membawa makna simbolik yang mendalam. Gunungan buah dan sayur mencerminkan kesuburan dan hasil bumi Sidoarjo, Gunungan Kue Apem melambangkan permohonan maaf dan doa, sementara Gunungan Udang dan Bandeng menjadi wujud identitas Sidoarjo sebagai sentra perikanan.
Gunungan-gunungan tersebut diarak dan menjadi perekat sosial di tengah masyarakat, mengajarkan nilai gotong-royong dan syukur atas keberlimpahan rezeki. Kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi tahunan, tetapi juga menguatkan identitas budaya yang terus diwariskan kepada generasi mendatang.
Plt. Bupati Subandi acara ini bukan hanya sekedar tradisi, melainkan bentuk menjaga kelestarian alam dan menjaga keharmonisan sesama.
"Acara sedekah bumi ini bukan hanya sekedar tradisi melainkan bentuk sarana untuk mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian alam, menjaga hasil bumi serta mempererat hubungan antar masyarakat Sidoarjo," ucapnya.
Selain Subandi berharap kegiatan ini dapat meningkatkan solidaritas antara masyarakat dengan Pemkab Sidoarjo.
"Kita semua harus saling mendukung untuk mewujudkan yang lebih baik, sejahtera dan maju di Kabupaten Sidoarjo. Di Harjasda ke-166 semoga bisa menjadi momentum untuk memperkuat gotong royong dan persatuan untuk membangun Kabupaten Sidoarjo jadi lebih baik," tutur Subandi.
Gunungan Sedekah Bumi dalam Harjasda ke-166 ini membuktikan bahwa Sidoarjo tidak hanya tumbuh sebagai daerah yang maju secara ekonomi, tetapi juga tetap teguh dalam melestarikan nilai-nilai budaya yang menjadi warisan leluhur. (khu/hen)
Load more