Ponorogo, tvOnenews.com – Diduga akibat anomali cuaca yang terjadi di wilayah Ponorogo, ribuan ikan milik pembudidaya ikan keramba di Telaga Ngebel, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, tiba-tiba mati mendadak. Bahkan tidak hanya itu ikan liar yang merupakan habitat asli di Telaga Ngebel juga ikut mati.
Menurut Dwi Prastyono, salah satu pemilik keramba menerangkan, ikan di keramba miliknya banyak yang mati. Bahkan saking banyaknya ikan yang mati, sejumlah pembudidaya terpaksa harus mengubur ikan yang mati agar tidak mencemari sekitar telaga karena ada bau bangkai ikan.
Mereka menduga kematian ribuan ikan disebabkan oleh cuaca dingin dan angin kencang yang terjadi beberapa hari terkahir di sekitar Telaga Ngebel.
“Angin mulai kencang dan udara dingin, akhirnya ikan di telaga banyak yang naik, ditambah banyak yang mati, tentunya kondisi ini merugi, tapi untuk menghindari kerugian lebih banyak saya pakai pompa air untuk dibuat semprotan air agar tercipta oksigen, kalau yang lain kan banyak yang mati,” terang Dwi.
Hal senada diungkapkan Hadi Santoso, pembudidaya ikan, yang menjelaskan sudah lima-enam hari terkahir banyak ikan keramba yang mati. Penyebabnya diduga karena angin yang kencang dan udara menjadi dingin, sehingga memicu belerang yang ada di bawah telaga bercampur dengan air telaga.
“Dampaknya 50 sampai 60 persen ikan di dalam keramba mati. Sudah musiman, biasanya setahun bisa dua kali, tapi ini sudah dua tahunan tidak terjadi, baru terjadi lagi sekarang ini,” jelas Hadi.
Sementara itu, Kabid Peternakan, Dinas Peternakan Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Siti Barokah, menjelaskan bahwa fenoma yang dialami oleh pembudidaya ikan di Telaga Ngebel adalah fenomena upwelling.
Dimana air yang lebih hangat yang berada di dasar telaga naik ke atas permukaan telaga akibat dari pergerakan air dipermukaan. Naiknya air dari dasar telaga ini kemudian membawa sejumlah campuran seperti belerang dan zat amonia yang mengendap di dasar telaga.
“Upwelling, proses pergerakan air bawah yang lebih hangat naik ke atas permukaan telaga, dan upwelling ini tidak hanya terjadi di telaga, di laut juga bisa. Sementara dibawah ini kan banyak material-material yang ada unsur belerang, dan terbawa ke atas, setelah diperiksa kemarin itu tidak hanya belerang, juga ada amonia,” ungkap Siti.
Kini dengan fenomena alam ini, beberapa pembudidaya ikan di Telaga Ngebel hanya bisa pasrah sembari menunggu cuaca kembali membaik. Sejumlah keramba pun tampak kosong, sementara beberapa keramba hanya berisi ikan-ikan kecil yang belum siap untuk dijual.
Sementara itu, dari pantauan di jalan lingkar Telaga Ngebel, terlihat banyak warga yang mencari ikan lemas dengan berbagai cara, karena fenomena ini. Bahkan terlihat ada yang mendapatkan ikan lebih dari satu karung. (asn/far)
Load more