Jombang, tvOnenews.com - Kasus penemuan mayat tanpa kepala di Jombang, mulai menemui titik terang. Seorang warga memiliki identitas identik dengan data-data korban. Keluarga orang tersebut dengan didampingi kepala desa tengah dimintai keterangan polisi.
Rumah di RT 01/ RW 3 Jalan Ibrahim, Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Jombang, rumah pasangan Sumaji dan Sriatun. Keduanya merupakan orang tua dari Agus Soleh (37 tahun).
Rabu pagi, rumah ini tampak sepi, meski di dalam rumah ada beberapa orang, hanya terdengar suara tangisan dari seorang ibu. Ketua RT setempat melarang awak media masuk rumah karena masih dalam suasana duka.
Kabar duka diterima keluarga setelah Kepala Desa Jatirejo memberi informasi bahwa data mayat yang ditemukan kepalanya terpisah pekan lalu, mirip dengan data identitas Agus Soleh. Apalagi Agus Soleh sejak Sabtu pekan lalu sebelum mayat ditemukan, tidak kunjung pulang.
Arifah, Kepala Desa Jatirejo mengatakan, informasi yang diterima dari kepolisian, warganya atas nama Agus Soleh memiliki kemiripan data identitas dengan mayat yang ditemukan di saluran irigasi Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, tanggal 12 Februari 2025 lalu.
"Keluarganya sempat tidak percaya karena Agus Soleh baru telepon keluarga. Padahal orang yang telepon keluarga mengatasnamakan Agus Soleh, sebenarnya bukan Agus Soleh, melainkan seseorang untuk membuat alibi, bahwa Agus Soleh masih hidup," terang Arifah di Kantor Desa Jatirejo, Rabu (19/2).
Guna memastikan, lanjut Kades, dirinya sempat mendampingi keluarga Agus Soleh untuk tes DNA pada hari Selasa (18/2). Meski hasil tes DNA belum keluar, namun identitas yang lain kemiripannya mencapai 60 persen, sehingga korban mutilasi tersebut kuat dugaan merupakan jasad dari Agus Soleh.
Terkait pelaku, Arifah tidak bisa menyampaikan, karena bukan wewenangnya. Namun yang pasti menurut Arifah, motor korban dan ponsel korban kini telah diamankan di kantor polisi.
"Ini tadi dinyatakan bahwa sepeda sama HP nya, HP nya sudah ketemu sudah dibawa ke Polres," kata Arifah.
Sebelumnya polisi sempat menemui jalan buntu karena sidik jari korban telah rusak, sehingga tidak bisa direkam data-datanya. Selain itu pelacakan terhadap sejumlah orang yang memiliki kemiripan data dengan identitas korban ternyata masih hidup, kecuali Agus Soleh. (usi/hen)
Load more