Banyuwangi, Jawa Timur – Teka-teki meroketnya harga cabai di Banyuwangi, Jawa Timur, terjawab. Ternyata, hasil panen petani di kabupaten ini turun tajam disebabkan hujan yang terus mengguyur kawasan ini.
Selain cuaca ekstrim, panen raya cabai di Banyuwangi baru terjadi periode Juni-Juli mendatang. Sehingga, hasil panen belum maksimal.
“Rata-rata, di sentra cabai, pohon cabainya baru berumur 2 bulan. Belum lagi cuaca esktrim, sehingga panen belum maksimal,” kata Kabid Perkebunan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, Ilham Juanda, Selasa (8/3/2022).
Meski menjadi sentra cabai, menurut Ilham, masa tanam petani tidak serentak. Saat ini, baru sekitar 100 hektar lahan cabai yang dilaporkan panen. Itupun, tak maksimal akibat cuaca. Total, lahan cabai di Banyuwangi mencapai 2.000 hektar. Namun, belum memasuki panen raya.
Di kawasan sentra cabai, seperti Wongsorejo, petani baru tanam sekitar bulan Januari. Tanaman ini menjadi penyela di lahan jagung. Sedangkan di luar daerah ini, tanaman cabai tidak bisa serentak, tergantung masing-masing petani. “ Biasanya ditanam di sawah atau lahan yang airnya bagus,” jelas Ilham.
Cabai Banyuwangi banyak dikirim ke sejumlah kota besar di Jawa. Salah satunya, Jakarta. Produktivitas cabai di Banyuwangi bisa mencapai 6 ton per hektar. Selain cabai rawit, Banyuwangi juga menjadi sentra cabai merah atau cabai besar. (HAPPY OKTAVIA/ito)
Load more