Nganjuk, tvOnenews.com - Para petani padi di Kabupaten Nganjuk mengungkapkan kekecewaan mereka karena Perum Bulog setempat enggan membeli gabah hasil panen mereka. Situasi ini memaksa petani menjual gabah mereka kepada tengkulak dengan harga yang lebih rendah, sehingga mengurangi pendapatan yang mereka peroleh.
Warniadi, seorang petani di Desa Patian, Kecamatan Loceret, Nganjuk, menyatakan bahwa Bulog Nganjuk menolak membeli gabah hasil panen petani. Hal ini membuat para petani kecewa karena hasil panen mereka tidak dapat diserap oleh Bulog.
"Bulog menolak penjualan gabah dari petani dangan alasan kuota sudah penuh dan yang diterima oleh bulog sudah mendaftar sebelumnya, kalau panen hari ini tidak bisa menjual ke bulog," jelas Warniadi.
Warniadi mengaku kecewa dengan kebijakan pihak bulog, karena pada waktu sosialisasi, padi dengan keadaan apapun, misalnya roboh karena cuaca akan tetap diterima dengan harga Rp 6500 per kilogram.
"Tapi faktanya sekarang bulog tidak membeli, selain itu juga ada yang dikembalikan, sehingga banyak petani menjual gabah pada tengkulak," ungkap Warniadi.
Kalau dijual ke tengkulak harganya rendah, sehingga petani kurang untung. Menurut Warniadi, bahwa harga gabah yang dibeli tengkulak harganya bervariasi ada yang Rp 5700, Rp 5900 dan Rp 6000, dan ada pula yang Rp 6200 per kilogram.
"Selain itu, sesuai aturan pihak bulog membeli gabah ke petani sesuai membayar kontan, namun, juga kenyataannya ditunda 2- 3 hari," kata Warnaidi, Selasa (18/03).
Load more