Salah satu kitab yang diajarkan adalah At-Tibyan, kitab yang membahas pentingnya silaturahmi serta bahaya memutus tali persaudaraan. Pihak pesantren berharap agar para santri dapat meneladani ilmu yang dipelajari dari kitab-kitab tersebut.
KH. Fahmi Amrullah Hadziq mengungkapkan bahwa sebagian koleksi kitab kuning di Pondok Pesantren Tebuireng sudah dimanuskripkan secara digital. Langkah ini dilakukan untuk menjaga keaslian dan kelestarian kitab, sehingga bisa dipelajari oleh masyarakat luas tanpa merusak naskah asli.
Kitab-kitab warisan KH. Hasyim Asy'ari tetap menjadi bagian penting dari pendidikan santri, melanjutkan tradisi keilmuan yang sudah berlangsung selama puluhan tahun di Pesantren Tebuireng.
"Ini bentuk nyata dari pondok pesantren menjaga, melestarikan tradisi dan warisan intelektual dari ulama terdahulu. Kami hidupkan kembali dengan mempelajari kembali setiap narasi dan pesan yang disampaikan," pungkasnya. (roh/hen)
Load more