Banyuwangi, Jawa Timur – Bentrok dua kelompok perguruan silat di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi benar-benar mencekam. Kesaksian warga di lokasi, massa yang datang jumlahnya sekitar 1.000 orang. Mereka berjalan kaki dari dua arah. Rata-rata masih berumur remaja. Massa terlihat ada yang membawa bom molotov dan senjata tajam. Ada juga yang membawa pentungan kayu.
“Situasinya mencekam. Sekitar pukul 02.00 WIB, massa datang dengan berjalan kaki,” kata Iksan, salah satu warga di lokasi kejadian.
Pergerakan massa menuju sebuah rumah yang menjadi pusat perguruan lainnya. Akhirnya, kedua kubu saling serang.
“Ketika kejadian, warga tidak berani keluar rumah. Hanya bisa melihat dari dalam. Terlihat, mirip bom molotov dilemparkan,” jelasnya.
Kejadian ini seperti perang terbuka. Dalam situasi gelap gulita, suara lemparan batu terdengar bertubi-tubi.
“Terlihat juga, massa yang datang membawa lampu sorot,” jelasnya.
Massa juga melempari rumah yang dijadikan sasaran dengan batu. Bentrokan mereda setelah ada yang terluka parah, kemudian Massa memilih bubar.
Kepala Desa Sukorejo, Samsudin mengatakan kejadian bentrok ini terjadi dua hari berturut-turut. Malam sebelumnya, massa juga terlibat bentrok. Namun, tak sampai adu fisik. Lalu, bentrok meletus lagi, Kamis dini hari.
“Kami berharap, bentrok tak terjadi lagi. Kasihan warga,” tegasnya.
Lokasi bekas bentrokan terlihat porak-poranda. Bahkan, satu rumah rusak parah di bagian depan. Kacanya pecah. Bentrok antar dua perguruan silat pecah di Banyuwangi, Kamis (10/3/2022) dini hari. Akibatnya, satu orang tewas terkena sabetan senjata tajam. Beberapa juga luka-luka. Enam rumah warga rusak terkena amuk massa. Bentrok dipicu salah paham di media sosial. (Happy Oktavia/rey)
Load more