Madiun, Jawa Timur - Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan KTT G20 tahun 2022 di Bali bulan November mendatang, PT Industri Kereta Api (INKA Persero) Madiun bersama 100 mahasiswa magang dari 19 perguruan tinggi negeri dan swasta di tanah air, akan merancang dan membangun bus listrik merah putih.
Sesuai rencana, nantinya bus listrik buatan anak negeri tersebut akan digunakan sebagai alat transportasi utama, untuk para peserta saat pelaksanaan KTT G20 di Bali.
Bertempat di gedung INKA Training Center, di Desa Kuwiran, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jumat (11/3), sebanyak 47 perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di tanah air, mengikuti penerimaan mahasiswa magang secara simbolik yang digelar oleh PT INKA Madiun.
Budi Noviantoro, Direktur utama PT INKA mengatakan, mahasiswa magang ini merupakan program dari kampus merdeka, kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi dengan PT INKA Persero, dalam rangka mendukung KTT G20 di Bali, melalui bus listrik merah putih produk anak negeri.
“Program kampus magang ini ada 2 sesi. Jumlah total ada 100 mahasiswa. Setiap sesi sebanyak 50 mahasiswa. Sesi pertama nanti tugasnya mendesain, sesi kedua nanti produksi. Mereka ini berasal dari 19 perguruan tinggi negeri dan swasta se tanah air yang seleksinya di Jakarta melalui kementrian riset dan teknologi,” kata Budi.
Program mahasiswa magang ini, tambah Budi, akan berjalan selama satu tahun ke depan. Jadi masing-masing gelombang akan menjalani magang selama enam bulan. Prosesnya mulai dari nol sampai jalan, bis dicoba sampai dapat sertifikat.
“Jadi progresnya dengan pak dirjen tadi sebanyak lima unit bus nanti disupport oleh temen-temen mahasiswa magang ini dan juga pendanaanya. Kalau yang 10 bus nanti kita bekerja sama dengan DAMRI perwakilan dari kementrian perhubungan. Total 19 unit bus, semuanya digunakan saat pelaksanaan KTT G20 di Bali,” imbuhnya.
Sementara itu, perwakilan tim akselerasi bus listrik Nur Yuniarto, yang juga merupakan salah satu dosen di ITS Surabaya mengatakan, bahwa program ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
Terobosan baru ini diharapkan nantinya dapat menumbuhkan kemandirian teknologi di tanah air, dimana prosesnya melalui riset, hasil karya dan pemikiran dari anak negeri. Jadi bukan lagi mengimpor dari luar dan diakui hasil produksi dalam negeri.
“Jadi dalam produksi bus listrik merah putih itu nantinya ada muatan riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi, sehingga jika dilihat dari luar itu tidak banyak perbedaan namun setelah masuk ke dalam baru jelas nampak perbedaanya,” terang Nur.
Masih tambah Nur, perbedaannya jelas dari motor penggerak, motor listrik, yang hasil dari bus listrik diperaboti 100 persen dari hasil dalam negeri.
“Harapanya dengan produksi ini muatan nasionalnya, kemandirian teknologinya lebih banyak, jadi hasilnya nanti betul-betul hasil pemikiran dari tim peneliti dan adik-adik mahasiswa sekaligus nanti dari tim peneliti dari INKA,” imbuhnya.
Sementara itu, sebagai bahan informasi, dari satu unit bus listrik yang berhasil dibuat PT INKA dan sudah uji coba tes drivenya, bus listrik mampu melaju dengan kecepatan maksimal 90 km per jam, dengan 3-4 jam charging bus mampu menempuh jarak 200 km, sedangkan untuk 19 unit bus listrik yang akan diproduksi untuk KTT G20 ini, akan ditingkatkan lagi proses chargingnya dari 4 jam menjadi 1,5 jam charging lebih cepat. (Miftakhul Erfan/hen)
Load more