Pihaknya sudah melakukan beberapa sosialisasi guna mencegah perilaku anarkis dan berbahaya oleh anak-anak muda, yang sering terjadi saat momen bulan Ramadan. Seperti halnya perang sarung, tawuran, maupun terkait peredaran petasan. Polisi pun menggandeng tokoh masyarakat, sekolah, tokoh agama dan kepala desa setempat serta warga untuk mencegah aksi brutal tersebut.
"Kami sebelumnya sudah melakukan koordinasi dengan kepala desa, tokoh masyarakat, seta mendatangi sekolah-sekolah di Kecamatan Kamal, mensosialisasikan dan mengimbau agar siswa tidak melakukan kegiatan yang mengganggu kamtibmas. Mari kita isi bulan Ramadan ini dengan hal positif," tambahnya.
Pariadi menegaskan, jika aksi perang sarung kembali dilakukan, maka pihaknya tidak segan-segan melakukan upaya hukum. Sebab, perang sarung bisa membahayakan nyawa.
"Kami akan melakukan upaya hukum sesuai prosedur dan akan melakukan koordinasi dengan Polres Bangkalan," tandasnya. (arm/far)
Load more