Lumajang, Jawa Timur - Dua supermarket di Jalan Raya Pasirian Lumajang, selama ini jadi harapan satu-satunya warga Desa Pasirian dan beberapa desa di Kecamatan Candipuro, untuk memperoleh minyak goreng dengan harga murah sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp 14.000 per liternya. Namun, saat ini bukan hal yang mudah bagi warga yang didominasi para ibu rumah tangga atau emak-emak ini untuk memperoleh 2 liter minyak goreng.
Tak hanya harus berangkat lebih pagi, warga juga harus antre panjang dan berdesakan. Yang lebih membuat hati kecewa, sudah antre telalu lama namun stok habis. Seperti yang di alami Juma'ati (58) warga Desa Pasirian yang harus gigit jari tak kebagian minyak goreng meskipun sudah antre sejak pagi.
"Saya sudah berangkat sejak jam 6 pagi, ikut antri agar bisa dapat minyak, eh belum sempat masuk toko, minyak sudah habis," kata Jum'ati ,minggu (13/3) .
Agar pulang tidak dengan tangan kosong, akhirnya Juma'ati beserta puluhan emak-emak lainya langsung berhamburan untuk berebut antrean kembali di salah satu supermarket lainya.
Terpisah, Susiayanah (52) mengaku sejak beberapa hari terakhir, antrean minyak goreng didua supermarket ini semakin panjang. Selain harga di pasaran yang mahal, meningkatnya kebutuhan jelang bulan Ramadan ini, juga menjadi pemicunya.
Susi menambahkan, hingga saat ini untuk memperoleh minyak dengan harga murah sangat susah, oleh sebab itu dia memilih rela antri di supermarket dari pada di pasar.
"Ya lebih baik antre disini (supermarket) karena harganya murah. Kalau di pasar kita bisa dapat minyak tapi harus satu paket dengan produk lainya seperti mie instan," kata Susi.
Susi mencontohkan, untuk bisa mendapatkan minyak goreng satu liter dia harus merogoh kocek sebesar Rp 19.000, dengan rincian 14 ribu untuk minyak goreng dan 15 ribu untuk 10 bungkus mie instan.
"Artinya, kita selaku konsumen dipaksa untuk membeli produk lain yang tidak kita butuhkan," gerutu Susi.
Susi berharap, pemerintah lebih serius dalam penetapan harga minyak goreng agar sama, baik di toko modern maupun di pasar. Apalagi, saat ini harga sejumlah kebutuhan bahan pokok juga ikut-ikutan naik, sehingga semakin membebani warga, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.
"Saya yakin permasalahan harga minyak goreng ini akan tuntas jikalau pemerintah serius dalam menanganinya. Terutama pola pengawasan harus lebih di perketat termasuk harga kebutuhan pokok lainya," pungkas Susi. (Wawan Sugiarto/rey)
Load more