Gresik, Jawa Timur - Seorang turis asal Jerman Martin Willi Fallebacher yang sedang bersnorkling di pulau Selayar Bawean, Kabupaten Gresik dikejutkan dengan penampakan seekor ikan Pari Kikir (Glaucostegus typus). Pria kelahiran Weissenburg Jerman itu merasa takjub bisa melihat langsung jenis ikan langka tersebut, sambil menikmati keindahan alam serta pesisir pantai di Pulau Putri, sebutan Pulau Bawean.
Meski di usia 61 tahun, Martin Willi tetap bugar saat bersnorkling di pulau Selayar Bawean Gresik. Terhitung sejak Sabtu (12/3/2022), Martin pergi ke Bawean dengan kapal Laut. Setibanya di Bawean sejumlah spot pantai yang ia kunjungi. Tak terkecuali pantai Selayar atau Lalajer sebutan orang Bawean di Desa Sungairujing Pulau Bawean.
"Ya, tepatnya kemarin siang, (15/3/2022) sekitar pukul 13. 00 WIB turis asal Jerman itu bersnorkeling sekitar pantai Selayar. Perjalanan snorkeling dimulai dari depan area home stay Buang Sari milik warga setempat, atau sebelah barat pantai Selayar. Nah, setelah beberapa jam bersnorkeling turis itu banyak merekam keindahan bawah laut. Mulai karang, pasir putih, hingga penyu," ujar Buang Sari, Guider dan pemilik home stay setempat.
Dikatakan Sari, ada yang menarik saat turis jerman itu menyelami pantai yang berjarak 100 meter dari bibir pantai. Turis tersebut dikejutkan kemunculan seekor ikan Pari Kikir yang sedang berjalan. Hingga sang turis merekam jenis fatwa yang nyaris langkah itu.
"Menemukan ikan (Pari Kikir Red) yang berukuran 1 meter lebih, kami saja jarang menemukan jenis ikan itu. Turis itu menemukan saat tengah perjalanan hendak ke tengah bukit pantai selayar, dan turis itu pun mengatakan baru pertama kali juga melihat dan menemukan ikan itu,” tutur Sari.
Buang Sari menjelaskan, ikan tersebut ditemukan di kedalaman 1, 2 meter atau pada kondisi dangkal. Hingga saat ini turis masih melakukan perjalanan dan berwisata snorkeling di Pantai Bawean.
Dilansir dari laman www.kkp.go.id, Pari Kikir (Glaucostegus typus ) umumnya memiliki panjang sekitar 270 cm dan tersebar luas di Indo-Pasifik Barat dari India ke Australia dan utara ke Taiwan pada perairan pesisir dan landas kontinen dari dekat pantai (termasuk zona antar pasang surut dan muara sungai) hingga kedalaman setidaknya 100 M.
Pari Kikir memiliki tubuh datar dan beradaptasi sempurna dengan kehidupan laut. Namun, jenis ini juga dicirikan dengan pertumbuhan lambat, reproduksi rendah dan mencapai kematangan kelamin juga lambat.
Sekedar diketahui, IUCN telah memasukkan Pari Kikir berstatus Kritis masuk Apendiks II CITES. CITES sendiri singkatan dari Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora, dalam bahasa Indonesia: (Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Satwa dan Tumbuhan Liar Terancam Punah) adalah perjanjian internasional yang disusun berdasarkan resolusi sidang anggota Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) tahun 1963.
Konvensi ini bertujuan melindungi tumbuhan dan satwa liar terhadap perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan satwa liar yang mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam. Selain itu, CITES menetapkan berbagai tingkatan proteksi untuk lebih dari 33.000 spesies terancam. (habib/ade)
Load more