Tuban, Jawa Timur - Medali emas dikalungkan pada tiga peneliti cilik, yaitu Miftaqurromah Dwi Salsabila, Rayinda Dinara Nuur Aini, dan Bunga Firdaus, siswa SMP Techno Insan Kamil Tuban di ajang bergengsi penulisan karya ilmiah nasional dan internasional “Youth International Science Fair (YISF)”, yang diselenggarakan oleh IYSA berpatner dengan Aktuaria, ITS, Undip, IPB, dan beberapa instansi pendidikan perguruan tinggi, baik di Indonesia maupun luar negeri.
Penelitan ini mengangkat fenomena maraknya limbah sampah plastik di kota kecil pesisiran pantai utara (Pantura) Tuban, yang masih belum menemukan solusinya. Adapun fenomena lainnya adalah melimpahnya biota laut, salah satunya cumi-cumi.
“Menurut TPI Karangagung, dalam wawancara yang sudah kita lakukan, produksi cumi-cumi di Tuban diperkirakan mencapai 100 kg lebih, perharinya,” ujar Dinara, salah satu anggota penelitian lomba YISF.
“Cumi–cumi merupakan biota laut yang memiliki tulang rawan cumi atau biasa disebut endoskeleton. Tulang rawan cumi-cumi yang sudah tidak digunakan, kerap dibuang begitu saja, dan akan menjadi limbah sampah, sehingga dalam penelitian ini, kami berusaha menyulap fenomena tersebut agar limbah tulang cumi-cumi menjadi suatu hal yang dapat dimanfaatkan, yaitu dengan mengubahnya menjadi plastik ramah lingkungan (dapat dimakan). Dengan begitu, kita juga dapat mengurangi limbah plastik yang ada di pesisir kota Tuban,” jelas Salsabila, leader penelitian lomba YISF.
Tiga peneliti SMP Techno Insan Kamil Tuban yang mengangkat penelitian dengan judul Edible Film Based On Cuttlefish (Sephia SP.) Cartilage as Alternative to Replace Plastic Packaging on Salted Fish, menjelaskan bahwa hasil akhir karya tersebut ialah membuat plastik dari limbah tulang rawan cumi, yang mereka namai dengan istilah edible film.
Edible film sendiri merupakan lapisan tipis yang terbuat dari bahan yang dapat dimakan, dibentuk melapisi produk (coating) atau diletakkan di antara komponen produk. Edible film dari limbah tulang rawan cumi-cumi ini, diharapkan dapat menggantikan penggunaan plastik untuk kemasan ikan asin di Tuban, sehingga dapat mengurangi pengguaan plastik dan berefek pada berkurangnya sampah plastik yang ada di Tuban.
Kepala Sekolah SMP Techno Insan Kamil Tuban menjelaskan, melalui karya tulis ilmiah ini, banyak sekali kompetensi yang mampu dikembangkan oleh siswa, khususnya siswa SMP Techno Insan Kamil Tuban mulai dari literasi membaca efektif, mencari informasi dari berbagai jurnal, mereka akan mampu menyaring informasi dan memilah informasi.
Ketua Yayasan Bina Insan Kamil Tuban, KH Imam Mawardi Ridlwan memberi penghargaan budaya membuat karya ilmiah santri SMP Tekno Tuban.
“Generasi emas perlu dapat bimbingan yang benar, sehingga dapat menghasilkan karya ilmiah. Tantangan global generasi muda adalah menghasilkan karya inovasi. Budaya sekolah harus diupayakan menjadi budaya melakukan penelitian,” jelasnya.
Secara khusus Ketua Umum Yayasan Bina Insan Kamil Tuban menyampaikan terima kasih tim SMP Techno Tuban dan para orang tua. Abah Imam, panggilan akrabnya menyampaikan para pelajar di Tuban harus punya komunitas peneliti yang terus menghasilkan karya. (Hartono/hen)
Load more