Banyuwangi, Jawa Timur – Sampah identik dengan kumuh dan kotor, namun di Banyuwangi, sampah rumah tangga justru bernilai tinggi. Sampah dapat menjadi mesin uang saat diolah menjadi barang berharga. Seperti dilakukan sekelompok warga di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Mereka mengolah sampah dengan teknologi modern, bahkan masuk ke pasar ekspor Austria.
Aksi mengolah sampah ini dilakukan di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Dari kegiatan ini, omzetnya tembus hingga Rp 79 juta per bulan. Pendapatan ini didapat dari berbagai bentuk olahan sampah. Mulai pupuk organik, budidaya ulat maggot, dan olahan sampah plastik.
Pengolahan sampah berkelanjutan ini berawal dari kelompok warga di Desa Tembokrejo, sekitar tahun 2016. Setelah itu, program ini mendapatkan dukungan lembaga dari Norwegia dan Austria tahun 2018.
“Awalnya, pengolahan sampahnya hanya 2 ton, sekarang sudah tembus 12 ton per bulan, melayani empat desa di Kecamatan Muncar,” kata Andre Kuncoroyekti, Program Director Systemiq TPS3R Desa Tembokrejo.
Terbaru, sampah plastik dari TPS3R Desa Tembokrejo akan diekspor ke Austria.
“Minggu depan untuk pertama kalinya akan diekspor ke Autria melalui EcoPlast Kunstsoff Recycling," jelasnya.
Saat ini, baik organik dan non organik, produksi sampahnya sudah mencapai 270 ton per bulan. Sumber sampah berasal dari 7.500 rumah tangga. Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memuji kreativitas pengolahan sampah ini. Menurutnya, kreativitas ini bisa menjadi model percontohan nasional. (Happy Oktavia/rey)
Load more