“Kemudian dari pewarnaannya. Kalau hanya menggunakan satu pewarna maka harganya memang lebih murah. Tapi kalau lebih dari satu warna atau banyak warna tentu harganya akan lebih mahal,” terangnya.
Hingga saat ini, lanjutnya, dirinya masih menggunakan pewarna sintetis.
Sementara untuk pemasarannya, Fatkhul kerap mengikuti pameran dan juga memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk batiknya tersebut.
“Pemasaran melalui getok tular atau dari mulut ke mulut, ikut pameran dan melalui media sosial. Ada juga batik kita yang dibeli oleh konsumen dari Amerika," pungkasnya. (Edy Cahyono/rey)
Load more