Lumajang, Jawa Timur - Gunung Semeru yang saat ini masih berstatus Siaga atau level 3, kembali terpantau terus menerus mengeluarkan letusan disertai suara gemuruh. Bahkan, letusan dan suara gemuruh terlihat dan terdengar sangat jelas dari beberapa desa di kaki gunung Semeru sejak dini hari hingga Selasa (22/3/2022) pagi.
"Semalam cuaca sangat cerah, guguran lava pijar terlihat jelas sekali, beberapa kali terlihat letusan disertai keluarnya asap dan suara gemuruh, ya sempat cemas sih,"kata Sahrul, Selasa (22/3/2022).
Meskipun sudah terbiasa dengan kondisi Semeru, Sahrul mengaku tetap waspada dan terus memantau visual gunung Semeru dari depan rumahnya.
Terpisah, Kepala Desa Supit Urang Nurul Yaqin Pribadi, juga membenarkan adanya beberapa kali letusan disertai suara gemuruh disertai hujan abu intensitas sedang. Hal itu diketahui Nurul saat patroli rutin malam di sekitar dusun Sumbersari.
"Tidak hanya letusan dan suara gemuruh, hujan abu juga mengguyur sebagian wilayah desa Supit Urang dan Oro Oro Ombo,"jelas Nurul.
Lebih lanjut Nurul menjelaskan bahwa hujan abu yang mengguyur desanya hanya berlangsung kurang dari 2 jam.
"Alhamdulilah, gak sampai 2 jam hujan abunya hilang," imbuhnya.
Sementara itu, dalam periode pengamatan 6 jam terakhir pada pukul 00:00-06:00 WIB, Pos Pengamatan Gunung Api Semeru mencatat, secara visual Gunung terlihat jelas, namun Asap kawah tidak teramati.
Disamping itu ,juga teramati 8 kali letusan asap warna asap putih kelabu tinggi asap kurang lebih 500-700 meter arah utara dan tenggara selatan. Teramati Guguran lava pijar dengan jarak luncur kurang lebih 500 - 1000 meter dari kawah arah besuk Kobokan serta teramati 8 kali suara gemuruh dari kawah.
Sedangkan secara kegempaan, telah terjadi 15 kali letusan serta 2 kali guguran. Hingga saat ini, gunung Semeru masih berada pada status Siaga atau level 3.
Dengan aktivitas yang masih tinggi serta adanya cuaca ekstrem akhir-akhir ini, Badan Geologi PVMBG, tetap menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaannya.
Masayarakt diminta mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan, diantaranya tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat tidak diperkenankan beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
PVMBG juga meminta masyarakat untuk terus mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (Wawan Sugiarto/mii)
Load more