“Kita yang dewasa tetap mengawasi permainan mereka mas, sambil sesekali memberikan arahan agar permainan tersebut nantinya tidak membahayakan seperti dilarang berada di depan mulut meriam ketika akan di ledakkan, terus tutup telinga saat di sulut api,” tambahnya.
Semakin keras suara ledakan yang keluar dari lubang meriam bambu, maka anak-anak akan semakin bersorak kegirangan. Namun ketika ada meriam bambu yang gagal meledak maka akan ditertawakan teman-teman lainnya.
Bahkan, permainan meriam bambu inipun oleh warga sekitar dimanfaatkan juga sebagai penanda waktu menjelang buka puasa, sehingga suasana Ramadhan akan terasa semakin meriah. (Miftakhul Erfan/rey)
Load more