Banyuwangi, Jawa Timur – Suku Osing Banyuwangi memiliki segudang kuliner khas yang hanya muncul selama puasa. Salah satunya, kue kopyor dan mentuk. Jajanan ini menjadi menu khas untuk berbuka. Rasanya gurih dan manis.
Bahan utama kue kopyor adalah roti tawar, mie soun, santan dan gula putih. Rasanya bisa dibayangkan. Gurihnya roti bercampur santan yang dikukus. Meski sudah dingin, rasa kue kopyor tetap memikat lidah. Apalagi, disantap ketika berbuka.
Proses pembuatan kue kopyor sengat sederhana. Roti tawar dipotong sedang. Kemudian, mie soun dan disiram santan manis yang sudah dipanaskan. Campuran ini lalu dibungkus daun pisang. Selanjutnya dikukus sekitar 45 menit. Aroma daun pisang menambah gurih rasa kue kopyor.
“Ini memang jajanan yang hanya ada saat puasa. Paling laris karena rasanya gurih,” kata Isnani, salah satu pembuat kue kopyor di Lingkungan Singomayan, Kelurahan Singonegaran, Banyuwangi, Rabu (6/4/2022).
Sementara, kue mantuk rasanya tak kalah gurih. Bahannya, santan kelapa, tepung beras dan daging cincang. Proses pembuatannya mirip kue kopyor. Bahan-bahan dicampur, lalu dibungkus daun pisang, kemudian dikukus.
“Kalau mentuk rasanya gurih lezat. Karena pakai daging sapi,” ujar Salwati, pembuat kue mentuk.
Kuliner kuno ini ditawarkan dengan harga sangat murah. Hanya, Rp5 ribu per bungkus. Jajanan ini ramai dijual di pasar takjil selama Lebaran.
Load more