Surabaya, Jawa Timur - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan taringnya di kancah internasional dalam bidang robotika. Tim robot terbang Bayucaraka ITS berhasil meraih tiga gelar juara sekaligus, dalam kompetisi Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2022, yang diselenggarakan oleh Defence Science Organization (DSO) National Laboratories and Science Centre, yang bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Singapura.
Dosen pembimbing tim Bayucaraka ITS, Atar Fuady Babgei mengatakan, SAFMC merupakan kontes robot terbang bergengsi yang diadakan dalam delapan kategori, diikuti oleh siswa dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
“Dari berbagai kategori, ITS mengikuti dua diantaranya dan menyabet juara 2 dalam kategori Semi-Autonomous (D1), Autonomous (D2), dan Judge’s Commendation Award,” beber Atar.
Pada kompetisi yang dilaksanakan selama lima hari, mulai Selasa (12/4) lalu, di Singapore Expo tersebut, Tim Bayucaraka ITS mengirimkan divisi Vertical Take Off and Landing (VTOL) yang bernama Tim Soeromiber, berfokus pada pengembangan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) tipe Copter, yang mampu terbang dan mendarat secara vertikal. Terdapat lima orang dari tim tersebut yang diberangkatkan ke Singapura dari 12 personel yang ada.
Lebih lanjut, Atar menjelaskan bahwa dalam kategori Semi-Autonomous (D1) tersebut, Tim Bayucaraka ITS berhasil mendapatkan juara 2 dan Judge’s Commendation Award karena berhasil menampilkan performa yang menarik perhatian juri.
“ITS menjadi satu-satunya yang mendapatkan kesempatan demo dan pameran di depan Minister of Defence, universitas, dan perusahaan teknologi terkemuka di Singapura,” tuturnya bangga.
Tantangan dalam kategori Semi-Autonomous (D1) yaitu mengendalikan drone indoor menggunakan wearable device untuk melakukan pengiriman barang, melalui serangkaian maze dan obstacle.
Dari Tim Soeromiber dibagi lagi menjadi Tim A dan Tim B pada kategori ini. Tim A maju dengan menggerakkan drone yang dikendalikan dengan gesture tangan, dan Tim B dengan menggerakkan drone menggunakan sarung tangan wearable.
Adapun tantangan pada kategori Autonomous (D2) yaitu melakukan koordinasi dua atau lebih drone yang terhubung tali, untuk melakukan misi pengiriman barang melalui obstacle. Tim Soeromiber Bayucaraka ITS menciptakan dua drone indoor dengan program untuk menggerakkan drone secara autonomous. Salah satu drone akan bertindak sebagai penentu jalan dan drone lainnya dapat menyesuaikan posisinya agar tetap berada di belakang sambil menyeimbangkan barang yang dibawa.
Tak hanya itu, dosen Departemen Teknik Biomedik ITS itu membeberkan bahwa tahap dalam mengikuti kompetisi ini dimulai dari tahap seleksi administrasi. Selanjutnya, dilakukan dokumen learning journey dan video pre-challenge serta ditutup dengan presentasi karya.
“Alhamdulillah kita bisa lolos dan diundang serta bersaing di Singapura dengan tim-tim terbaik di Asia Tenggara,” ucapnya penuh syukur.
Lebih lanjut, Atar mengungkapkan bahwa meskipun SAFMC merupakan kegiatan rutin tahunan, tetapi ini baru kali pertama bagi Tim Bayucaraka ITS mengikuti kompetisi tersebut. Tentunya ada tantangan yang dihadapi selama persiapan dan pelaksanaan kegiatan.
“Kesulitan utama yang kami hadapi itu terkait pendanaan di awal, tetapi setelahnya kami mendapatkan total prize yang sepadan dengan hal tersebut,” ujarnya.
Meski begitu, Atar mengaku cukup puas dengan hasil yang diraih Tim Soeromiber Bayucaraka ITS pada SAFMC 2022 ini. Ia berharap Tim Bayucaraka ITS tidak hanya berpikir tentang juara dan tidak berhenti sebatas kompetisi lomba saja, namun dapat mengembangkan teknologi sebagai solusi permasalahan yang ada.
“Terlepas dari juaranya, kita mengikuti kompetisi ini untuk belajar. Saya terus berusaha meyakinkan tim untuk terus berusaha memberikan yang terbaik,” tandas Atar. (MSI/hen)
Load more