Banyuwangi, Jawa Timur - Cuaca mendung, gelombang tinggi menjadi makanan sehari-hari bagi Santi Muriyana. Kartini penakluk Selat Bali ini dikenal sebagai salah satu pelaut unggul di lintasan penyeberangan Ketapang, Banyuwangi menuju Bali.
Terlahir sebagai perempuan, tak menyurutkan niat wanita asal Surabaya ini menaklukan ganasnya gelombang laut.
Kini, perempuan 50 tahun itu menjabat sebagai Mualim 2 di salah satu kapal ferry yang melayani Ketapang - Gilimanuk. Meski rute pendek, lintasan ini dikenal cukup ganas. Cuacanya sering berubah-ubah.
Melakoni pekerjaan laki-laki, Santi, panggilan akrabnya, tidak boleh manja. Apalagi, jabatannya terbilang vital, berkaitan keselamatan nyawa penumpang. "Kuncinya disiplin. Kita ikuti semua protap untuk keselamatan pelayaran," kisah Santi dari atas kapalnya, Kamis (21/4/2022) pagi.
Menjadi Mualim 2, tugas Santi terbilang berat. Dia harus mengecek seluruh persiapan kapal sebelum berlayar, termasuk menata kendaraan di bagian dek. Belum lagi,selalu mengecek perkembangan cuaca. Dia juga dituntut mampu memarkir kapal ketika akan sandar.
"Jadi, tugas kami sebagai asisten Nakhoda. Kita menyiapkan semua dari persiapan hingga pelayaran," kisahnya.
Menjadi penakluk samudera, bukan tanpa tantangan. Ketika cuaca buruk, Santi harus piawai melihat pergerakan ombak. "Tantangan terberat menjadi pelaut ya ini, mengendalikan kapal di tengah gempuran ombak," jelasnya.
Load more