Lumajang, Jawa Timur - Aktifitas
Gunung Semeru yang hingga saat ini masih berstatus siaga atau level 3, masih fluktuatif. Hal ini ditandai dengan masih terjadinya letusan disertai suara gemuruh, serta guguran
lava pijar.
Terpantau dari Desa Oro-oro Ombo Kecamatan Pronojiwo, sejak Jum'at petang (22/4/2022) hingga dini hari ini, secara visual gunung Semeru nampak terlihat sangat jelas, dari desa yang berada pada radius 10 kilometer disisi tenggara bukaan kawah.
Tak hanya itu, asap letusan dan guguran lava pijar juga nampak terlihat secara kasat mata dari desa ini.
"Sejak petang cuaca disekitar gunung sempat berkabut, namun menjelang malam cuaca kembali cerah, makanya gunung terlihat sangat jelas, asap letusan dan lelehan lava pijar juga nampak," jelas Widian Yulianto, Sabtu (22/4/2022) dini hari.
Lebih lanjut, Widian menuturkan jika suara gemuruh juga terdengar sangat jelas dan keras setiap saat gunung Semeru mengeluarkan letusan.
"Gemuruhnya lumayan keras, warga sini sih sudah terbiasa tapi ya tetap waspada, takut terjadi bencana erupsi lagi,"pungkasnya.
Sementara itu, dikutip dari laporan rutin Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, periode pengamatan pukul 18:00 hingga 24.00 wib, untuk cuaca disekitar gunung Semeru mendung dengan suhu 21 hingga 25 °C.
Untuk visual, gunung terlihat jelas hingga kabut dengan asap kawah tidak teramati. Sedangkan letusan disertai suara, terjadi sebanyak 9 kali dengan tinggi asap kurang lebih 500 hingga 700 meter, condong kearah utara dengan asap berwarna putih kelabu.
Guguran lava pijar, juga teramati 1 kali dengan jarak luncur kurang lebih 500 meter dari puncak kawah. Sedangkan secara kegempaan, tercatat telah terjadi 27 kali letusan, 1 kali vulkanik dalam serta 1 kali tektonik jauh.
Dengan kondisi aktifitas yang fluktuatif ini, Gunung Semeru hingga saat ini masih berstatus siaga atau level 3. Untuk itu, pihak Badan Geologi PVMBG, tetap menghimbau kepada masyarakat untuk mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan, diantaranya agar warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Disamping itu, warga juga dihimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar), serta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (wso/ade)
Load more