Madiun, Jawa Timur - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, produsen jajanan tradisional madumongso milik Suhari (43), di Jalan Gemahripah, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, kebanjiran pesanan.
Tak hanya dijual di daerah lokal Madiun dan sekitarnya, namun jajanan khas lebaran yang berasal dari ketan hitam ini juga merambah Kalimantan, Samarinda, Jakarta, hingga ke Hongkong dan Taiwan, yang dibawa para Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebagai oleh-oleh.
Suhari mengaku, jika produksi pembuatan madumongso meningkat sejak awal puasa ramadhan kemarin, dari produksi hanya seminggu sekali, kini dirinya setiap hari harus produksi demi memenuhi permintaan konsumen.
“Alhamdulillah pesanan membludak mas, jadi kalau produksi di hari-hari biasa itu seminggu sekali produksinya sekitar 12,5 kilogram, tapi sejak awal puasa ini setiap hari produksi sekitar 12,5 kilo juga,” ujar Suhari saat ditemui di rumah produksinya, Minggu (24/4)
Sementara untuk harga jualnya, baik ke konsumen, reseller, maupun toko, berkisar Rp75.000 untuk yang kemasan plastik, dan Rp78.000 untuk kemasan kertas per kilogramnya. Omset meningkat hingga 20 juta rupiah.
“Kalau omset memang ada kenaikanya mas, untuk hari-hari biasa dalam satu bulan itu kurang lebih 3 jutaan, kalau menjelang hari raya gini, mulai puasa sampai lebaran nanti InsyaAllah bisa sampai 15-20 juta rupiah,” terangnya.
Bahan baku utama jajanan madumongso ini sangat gampang, hanya ketan hitam kualitas bagus, kelapa, gula merah, gula putih, dan daun pandan. Proses pembuatannya memakan waktu hingga empat hari.
Load more