Banyuwangi, Jawa Timur - Tiket online penyeberangan kapal di jalur Ketapang - Gilimanuk menggunakan aplikasi mulai dikeluhkan. Tiket online yang dijual counter di sekitar Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi ini harganya justru lebih mahal. Dibebani biaya administrasi.
Pembelian tiket online ini juga menyulitkan. Bahkan, tak jarang ngadat dan sulit diakses menggunakan telepon selular (ponsel). Dampaknya, calon penumpang terpaksa membeli di konter sekitar pelabuhan, harganya relatif mahal.
"Sebenarnya lebih enak beli tiket langsung seperti dahulu, tidak ada biaya administrasi dan prosesnya cepat," keluh Sundari, penumpang kapal asal Jember, Selasa (24/5/2022).
Penumpang yang akan naik kapal kebanyakan belum memiliki aplikasi Ferizy untuk pembelian tiket online. Sehingga,mereka mengandalkan jasa penjualan tiket di sekitar pelabuhan. Karena menggunakan jasa konter, harga tiket dibebani biaya administrasi. Misalnya, tiket sepeda motor sebesar Rp 27.000 harus ditambah biaya administrasi hingga Rp5000. Sehingga, pengguna jasa membayar sebesar Rp32.000.
Sejatinya, aplikasi tiket online dari ASDP untuk memudahkan pengguna jasa membeli tiket. Namun, faktanya banyak muncul keluhan dari pengguna jasa penyebeberangan.
"Banyak pengguna jasa mengeluh karena aplikasi tiket Ferizy sulit diakses. Lalu, banyak pengguna jasa yang belum melek teknologi," kata Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdab) Jawa Timur, Sunaryo.
Tujuan tiket murah dengan aplikasi online juga dinilai tak tepat sasaran. Sebab, pengguna jasa penyeberangan justru dibebani biaya administrasi ketika membeli tiket di counter.
Pihaknya mengusulkan pembelian tiket kapal menggunakan e-money atau mirip e-tol. Sehingga, pengguna jasa tak perlu membeli tiket di counter dengan tambahan administrasi. Atau, membeli di aplikasi.
"Kalau pakai e-money bisa langsung bayar. Dulu pernah diterapkan sebelum aplikasi Ferizy. Bolehlah sekarang ada Ferizy, tapi masyarakat jangan dipaksa harus pakai Ferizy, tentunya ada pilihan,” tegasnya.
Aplikasi tiket online Ferizy diklaim mencegah percaloan tiket. Lalu, dengan aplikasi ini antrean kendaraan di pelabuhan bisa dicegah. Sebab,kendaraan baru bisa cek in maksimal dua jam sebelum keberangkatan.
"Saat arus mudik Lebaran kemarin aplikasi Ferizy memang agak sulit diakses. Sebab, pengguna aplikasi membludak setelah dua tahun tidak ada mudik," kata General Manager PT. Indonesia Ferry (ASDP) Ketapang - Gilimanuk, Hasan Lessy.
Terkait penggunaan e-money, menurutnya masih memungkinkan terjadinya antrean kendaraan saat masuk ke pelabuhan. Pasalnya, jika saldo e-money habis atau limit harus melakukan top up dulu. Sehingga, dikhawatirkan menghambat masuknya kendaraan ke pelabuhan.
"Kalau tiket online di aplikasi Ferizy yang harganya mahal, sebaiknya pennguna jasa membeli di loket resmi," tegasnya. (HOA/rey)
Load more