Banyuwangi, Jawa Timur – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) masuk ke Banyuwangi. Virus ini menyerang ternak di 9 kecamatan. Total, ada 39 ekor ternak sapi ditemukan positif terjangkit PMK. Kondisi ini membuat Banyuwangi siaga mengawasi lalu lintas ternak.
Kepastian munculnya wabah PMK ini, setelah petugas menemukan gejala klinis saat melakukan survailen ke sentra peternak. Seluruhnya, mengarah pada ciri-ciri PMK. Seperti, bibir melepuh mirip sariawan, lidah mengelupas dan kuku yang terluka. Dari 9 kecamatan yang ditemukan PMK, beberapa diantaranya Kalipuro, Songgon, Singojuruh, Tegalsari, Purwoharjo dan Kecamatan Kota Banyuwangi.
“Gejala klinis ini pertama kita temukan Jumat (27/5), kemudian ditindaklanjuti dengan hasil lab yang positif pada 1 Juni kemarin,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, drh Nanang Sugiarto, Jumat (3/6).
Sebelumnya, 32 kabupaten di provinsi ini sudah lebih dulu terjangkit wabah PMK. Diduga, wabah PMK masuk di Banyuwangi akibat masih adanya lalu lintas ternak.
“Lalu lintas ternak masih tinggi. Ini yang sedang kita perketat,” kata Nanang.
Kini, petugas terus melakukan pemantauan di seluruh sentra ternak dan peternak rumahan. Tujuannya, memastikan penyebaran virus PMK. Meski belum ditemukan kasus kematian ternak akibat PMK, penyebaran virusnya cukup mengkhawatirkan. Ternak yang positif juga dilakukan isolasi, dilarang keluar kandang. Tujuannya, mencegah penularan virus PMK.
“Banyuwangi masuk zona kuning, artinya masih tahap penularan,” jelasnya. (hoa/hen)
Load more