Banyuwangi, Jawa Timur - Menjelang Idul Kurban, pengawasan hewan ternak di Banyuwangi makin diperketat seiring merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Aksi ini melibatkan aparat kepolisian. Polisi diterjunkan untuk ikut mengawasi lalu lintas ternak, termasuk pasar hewan.
Aparat kepolisian mulai Polresta hingga Polsek dikerahkan melakukan pemantauan ternak ke desa-desa.
"Kami mendukung penuh percepatan penanganan wabah PMK. Personel polisi kami terjunkan ke desa-desa mengawasi ternak," kata Kapolresta Banyuwangi, AKBP Deddy Foury Millewa, Jumat (3/6).
Mendekati Idul Kurban, fokus pengawasan ternak akan dilakukan di wilayah perbatasan dan pelabuhan. Sebab, dua jalur ini yang nenjadi celah masuknya ternak dari luar daerah.
"Adanya ternak dari Bali yang hendak masuk ke Banyuwangi ini, memang cukup menjadi perhatian semuanya. Makanya, semua harus meningkatkan keamanan baik di perbatasan maupun di pelabuhan,” jelasnya.
Polisi juga akan melakukan pengawalan terhadap petugas kesehatan hewan. Termasuk melakukan operasi pasar untuk memantau penyebaran PMK di Banyuwangi.
"Meski penyakit PMK tidak menular ke manusia, kita berharap para peternak tidak panik dengan wabah ini," tutupnya.
Wabah PMK ditemukan menyerang 39 ekor ternak yang tersebar di 9 kecamatan di Banyuwangi. Fenomena ini membuat Banyuwangi masuk zona kuning atau tahap penyebaran. (hoa/hen)
Load more